Laba Perusahaan Raksasa Minyak BP Anjlok Hampir 50%

Selasa, 01 November 2016 - 18:23 WIB
Laba Perusahaan Raksasa Minyak BP Anjlok Hampir 50%
Laba Perusahaan Raksasa Minyak BP Anjlok Hampir 50%
A A A
LONDON - Perusahaan raksasa minyak asal Inggris yakni BP yang dulunya bernama British Petroleum melaporkan penurunan laba mendekati 50% pada kuartal ketiga 2016 dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu dari empat besar perusahaan minyak di seluruh dunia (bersama dengan Shell, Exxon Mobil, dan Total) mengaku masih berjuang di tengah merosotnya harga minyak dunia.

Dilansir BBC, Selasa (1/11/2016) perusahaan mendapatkan keuntungan USD933 juta atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya USD1,8 miliar. BP menyalahkan penurunan harga minyak sebagai penyebab anjloknya penerimaan perusahaan. Sementara rival mereka yakni Royal Dutch Shell mengklaim mencetak laba pada kuartal ketiga sebesar USD2,8 miliar atau bertambah 18% dari tahun lalu.

Sementara itu pejabat tinggi BP menegaskan pihak perusahaan masih berada dalam jalur positif. "Kami akan terus membuat kemajuan, baik dalam beradaptasi dengan ketidakstabilan harga serta margin yang makin melebar. Pada saat yang sama kami akan berinvetasi proyek, dan pilihan bisnis lain untuk memberikan pertumbuhan di tahun-tahun mendatang," terang Pejabat Keuangan BP Brian Gilvary

Lebih lanjut BP juga berencana memotong investasi mereka pada tahun ini. Saat ini perusahaan minyak bumi yang bermarkas di London, akan menghabiskan belanja modal tahun ini mencapai USD16 miliar, dibandingkan perkiraan sebelumnya USD17-19 miliar. Di sini lain untuk 2017, diramalkan investasi perusahaan ada di kisaran USD15 hingga USD17 miliar

Sedangkam Direktur Eksekutif Shell Ben van Beurden memperingatkan bahwa kejatuhan harga minyak dunia juga menjadi masalah mereka, meskipun angka yang diharapkan jauh lebih baik. "Shell mencetak hasil yang lebih baik kuartal ini untuk mencerminkan kinerja operasional dan dana yang kuat," tegas Ben.

"Tetapi harga minyak dunia yang masih berada dalam tren yang rendah, terus menjadi tantangan yang siginifikan untuk seluruh bisnis. Apalagi outlook masih belum pasti," sambungnya.

Awal tahun ini, Shell telah merampungkan pembelian BG Group senilai USD50 miliar dan saat ini berencana memotong pengeluaran sebesar USD30 miliar untuk mengurangi hutang. Pekan sebelumnya Shell menerangkan telah menjual aset migas di Kanda yang seharga USD1 miliar. "Rencana investasi dan portofolio kami berfokus untuk mengembalikan Shell jadi pemain kelas dunia," tutup Van Beurden.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6192 seconds (0.1#10.140)