OJK Siapkan Arah Kebijakan Industri Asuransi di ASEAN

Rabu, 23 November 2016 - 21:25 WIB
OJK Siapkan Arah Kebijakan Industri Asuransi di ASEAN
OJK Siapkan Arah Kebijakan Industri Asuransi di ASEAN
A A A
YOGYAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pengembangan dan penguatan pengawasan industri asuransi di kawasan ASEAN. Indonesia salah satu pasar dari industri asuransi yang sangat potensial untuk berkembang.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam pembukaan AIRM ke-19 menyatakan, industri asuransi di ASEAN memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. OJK selaku regulator industri asuransi di Indonesia akan berusaha meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia dalam 3-4 tahun ke depan.

Caranya, dengan memperluas akses publik ke produk-produk asuransi, termasuk asuransi mikro. "Dengan kondisi sekarang, regulator dan pelaku usaha harus bisa membangun integrasi industri asuransi di ASEAN untuk bersama-sama memajukan pertumbuhan ekonomi di kawasan," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Data OJK menyebutkan, pertumbuhan industri asuransi 2015 secara global cenderung melambat dibanding 2014. Industri asuransi jiwa secara global tumbuh 3,3% (2014 sebesar 4,7%), dan industri asuransi umum tumbuh 2,5% (2014 sebesar 2,8%).

Pertumbuhan tersebut didukung peningkatan jumlah pelaku usaha industri asuransi di ASEAN pada 2015 dengan total 509 perusahaan asuransi, meningkat dari 2014 sebanyak 483 perusahaan.

Data pada 2015, dari sisi bisnis Industri Asuransi di ASEAN, asuransi umum masih memegang proporsi paling besar yaitu 63% diikuti asuransi jiwa (22%), professional reinsurers (9%), composite insurance (5%), dan badan usaha milik negara (1%).

Dari sisi aset, total aset industri asuransi di ASEAN mencapai USD388,1 miliar dengan kontribusi asuransi jiwa memegang 83% dari total aset tersebut atau USD322 miliar. Sedangkan industri asuransi umum memiliki total aset USD66,1 miliar atau 17% dari total aset.

Industri Asuransi di Singapura dengan total aset USD148,84 miliar memiliki proporsi terbesar dari total aset di ASEAN diikuti Thailand (USD83,95 miliar) dan Malaysia (USD55,70 miliar). Indonesia sendiri berada di posisi ke-4 sebesar USD45,42 miliar.

Sejalan dengan itu, total pendapatan premi industri asuransi di ASEAN pada 2015 mencapai USD87,9 miliar atau meningkat 8,1% dari tahun sebelumnya. Singapura berada di urutan pertama dalam pendapatan premi industri asuransi di ASEAN dengan total USD24,2 miliar diikuti Thailand sebesar USD19,1 miliar dan Indonesia USD12,9 miliar.

Peningkatan total pendapatan premi di Indonesia didukung pertumbuhan industri asuransi syariah. Industri asuransi di Indonesia saat ini masih didominasi industri asuransi umum (80 perusahaan), diikuti industri asuransi jiwa (55 perusahaan), industri reasuransi (6 perusahaan), industri asuransi wajib (3 perusahaan), dan industri asuransi sosial (2 perusahaan).

"Total aset industri asuransi di Indonesia pada 2015 mencapai Rp853,42 triliun dengan industri asuransi jiwa memiliki proporsi paling besar, 44,29% yaitu Rp378,03 triliun, diikuti industri asuransi sosial Rp226,92 triliun dan industri asuransi umum Rp124,01 triliun," tutur dia.

Dibandingkan 2014, total pendapatan premi Indonesia meningkat 19,5% atau Rp247,29 triliun pada 2015. Maka, pada 2015 rasio penetrasi industri asuransi di Indonesia yang didapatkan dari rasio antara premi bruto dan gross premium bruto (GDP) menjadi 2,56% dari sebelumnya 2,35%.

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan premi bruto sekitar 18,6%. Apabila premi bruto tersebut dibanding dengan populasi Indoensia pada 2015 yang mencapai sekitar 255 juta orang, hal ini akan menghasilkan densitas asuransi sebesar Rp1,159 juta.

OJK berhasil menjadi penyelenggara sekaligus pemimpin pertemuan ASEAN Insurance Regulators Meeting (AIRM) ke-19 yang digelar 21-25 November 2016 di Yogyakarta. AIRM adalah wadah pertemuan tahunan para regulator pengawas industri asuransi di ASEAN untuk saling bertukar pikiran dan informasi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4617 seconds (0.1#10.140)