BI Akan Terapkan LCS di Tiga Kampus Jatinangor

Rabu, 02 Juli 2014 - 13:58 WIB
BI Akan Terapkan LCS di Tiga Kampus Jatinangor
BI Akan Terapkan LCS di Tiga Kampus Jatinangor
A A A
BANDUNG - Pengetahuan masyarakat dalam melakukan pembayaran non tunai dinilai masih sangat rendah. Bank Indonesia (BI) mencatat, perbandingan jumlah instrumen pembayaran non tunai (e-money) dengan jumlah penduduk usia produktif adalah 0,6 instrumen/penduduk.

Guna memperluas akses masyarakat terhadap sistem pembayaran dengan e-money, BI berencana menerapkan kawasan non tunai (less cash society/LCS). Ini program yang menciptakan kawasan atau lokasi tertentu menggunakan metode pembayaran non tunai sebagai pilihan utama dalam bertransaksi.

Kepala BI Kantor Perwakilan VI Jabar dan Banten Dian Ediana Rae mengungkapkan, program ini juga ditujukan untuk menciptakan kebiasaan dalam penggunaan e-money.

Selain bermanfaat untuk mengurangi biaya cetak uang yang mahal, lanjut Dian, program ini juga agar bisa meminimalisir beredarnya uang palsu serta mengurangi risiko kriminalitas saat membawa uang tunai.

"LCS rencananya akan diterapkan di tiga kampus yang berlokasi di Jatinangor, Sumedang yaitu IKOPIN, IPDN, dan UNPAD. Setelah Ramadan, diperkirakan September ini," ungkapnya.

Dian menerangkan, sebelum implementasi di tiga kampus tersebut, program LCS terlebih dahulu diterapkan di lingkungan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kartu e-money ini telah didistribusikan kepada sekitar 290 egawai, baik yang organik maupun non organik BI, dan kantor pegawai Kantor Regional II OJK," terangnya.

Dia menilai, transformasi pembayaran dari tunai ke non tunai penting dilakukan dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran ritel masa depan yang lebih aman dan efisien.

"Penggunaan e-money juga dapat membantu memelihara dan meningkatkan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam bertransaksi non tunai, serta menggiatkan aktivitas perekonomian masyarakat seiring semakin mudahnya bertransaksi," kata dia.

Sejak diperkenalkan pada 2007, penggunaan e-money cenderung mengalami kenaikan meskipun perbandingan dengan penduduk usia produktif masih sangat rendah. Sampai Februari 2014 terdapat 17 penerbit e-money yang terdiri dari delapan bank umum (BCA, Bank Mandiri, Bank Mega, BNI, BRI, Bank Permata, Bank CIMB Niaga, dan Bank Nationalnobu).

Selain itu, satu BPD yaitu BPD DKI Jakarta, dan delapan lembaga selain bank (PT Indosat, PT Skype Sab Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Telekomunikasi Selular, PT XL Axiata, PT Finnet Indonesia, PT Artajasa Pembayaran Elektronis, dan PT Nusa Satu Inti Artha).
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6022 seconds (0.1#10.140)