Pengamat: Kenaikan BI Rate Tahan Ekspektasi Inflasi

Minggu, 23 November 2014 - 12:18 WIB
Pengamat: Kenaikan BI Rate Tahan Ekspektasi Inflasi
Pengamat: Kenaikan BI Rate Tahan Ekspektasi Inflasi
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi dan pasar moda,l Fauzi Ichsan menilai, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar sebesar 25 bps, menjadi 7,75% dari sebelumnya 7,5% adalah untuk memastikan ekspektasi inflasi tetap tertahan.

"Makanya BI Rate dinaikkan untuk memastikan ekspektasi inflasi tetap tertahan," ujarnya di Shangri-la Hotel, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, kenaikan suku bunga acuan ini telah diantisipasi pasar. Sebab, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), inflasi pun turut mengalami kenaikan.

"Bukan hanya naik 7,5% di 2014 saja. Tapi round kedua, ketiga itu juga harus dibatasi," imbuhnya.

Namun, yang terpenting menurutnya, kenaikan BI Rate tersebut tidak diikuti oleh kenaikan standing facilities (penyediaan dana). Karena jika standing facilities turut naik, maka akan ada kontraksi terhadap moneter.

"Tapi yang penting facilities BI-nya kan tidak naik. Otomatis tidak ada kontraksi moneter. Kan BI rate cuma indikatif. Sementara facilities BI-nya tidak naik. Jadi, kalau parkir uang di BI bunganya tetap sama 7,5%. Tapi, kalau facilities BI ikut naik otomatis akan menekan likuiditas perbankan ke BI," tegasnya.

Seperti diketahui, setelah 13 bulan BI Rate ditahan di angka 7,75%, pekan kemarin Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan BI Rate naik ke level 7,75%. Sebagai respon dari kebijakan kenaikan harga BBM.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7267 seconds (0.1#10.140)