Sukses Berbisnis Cuci Mobil Tanpa Air

Senin, 16 Februari 2015 - 11:40 WIB
Sukses Berbisnis Cuci Mobil Tanpa Air
Sukses Berbisnis Cuci Mobil Tanpa Air
A A A
BERBAGAI terobosan terus dilakukan dalam bisnis untuk meraih pelanggan, termasuk yang dilakukan Elihu Nugraha selaku pemilik bisnis cuci mobil tanpa air (waterless) dengan brand Valo.

Bisnis ini baru dijalaninya selama enam bulan sejak Agustus tahun lalu. Elihu melihat peluang bahwa masyarakat tidak ingin menunggu lama hanya untuk mencuci mobil.

Dengan terobosannya tersebut, pelanggan bisa dilayani sampai ke tempat tinggalnya. Tidak perlu lagi cuci mobil di tempat umum yang memakan waktu lama karena antre.

"Orang sibuk males ke cucian mobil walaupun cuma 10-15 menit, cepat, tapi tidak kuat nunggu antrenya. Baliknya juga bisa kotor lagi kalau hujan. Jika di apartemen, pulang dari kantor bisa kasih tahu nomor platnya berapa, parkir di mana, kita langsung ke sana," ujarnya kepada Sindonews usai acara pengumuman pemenang Oneintwenty Movement regional Jakarta beberapa waktu lalu.

Pria yang menyabet juara untuk kategori jasa ini mengungkapkan idenya berawal karena melihat belum adanya jasa cuci mobil tanpa air.

"Saya background salon mobil, lalu waterless, ambil pasar antara cuci mobil dan salon, baru empat tahun dari awal mula bisnis jasa cuci mobil," jelas Elihu.

Mengenai spraynya berasal dari bahan nabati yang terus dipelajarinya sejak tahun lalu. Percobaan demi percobaan untuk mendapatkan komposisi bahan yang pas pun dilakukan sampai mengorbankan mobil pribadinya.

"Dari trial awal empat bulan, lalu dua bulan, korbannya mobil saya setahun rusak tidak tahu seperti apa. Tapi ya sudah selesai, jadi kita buat ini," jelasnya.

Dengan hanya bermodalkan spray yang diramunya sendiri, kotoran seperti lumpur pun dapat diatasi.

"Sistemnya tinggal spray, wipe, sudah pake microfiber, semprot lalu selesai," tuturnya.

Tarif cuci mobil tanpa air Valo bervariasi mulai dari Rp40.000-Rp250 ribu. Adapun untuk cuci bodi dan semir ban ditarif Rp40.000. Lalu cuci body dan interior Rp60.000, cuci mesin dan body Rp150 ribu. Sementara jika cuci body, mesin, kaca, dan lumpur lengkap Rp250 ribu.

Hingga saat ini, dia sudah memiliki 11 outlet, meliputi enam outlet di Jakarta, Bandung, Medan, dua outlet di Manado, lalu Surabaya. Ke depannya, dia akan menyasar kota Tarakan, Semarang, sampai ke Kuala Lumpur dan Kinabalu.

Konsep ramah lingkungan usahanya yang sangat simpel untuk buka franchise, menurut dia, akan murah, tapi saat ini masih dalam bentuk kemitraan.

"Kita ramah lingkungan, simpel mengerjakan, kalau hasil dibanding produk mahal berani kita adu," jelasnya.

Bos dengan 34 karyawan ini mengungkapkan omzet usahanya saat ini sudah mencapai Rp17 juta-Rp25 juta per bulan, dengan rata-rata 20 mobil yang dicuci per hari. Jumlah ini meningkat dari awal yang hanya beromzet Rp8 jutaan. Dengan total mobil yang dicuci 65-70 unit per bulan.

Dengan usahanya yang ramah lingkungan ini, Elihu mendorong semangat untuk menghemat penggunaan air. Pasalnya, untuk mencuci satu mobil membutuhkan air sebanyak 300 liter.

"Kita juga akan wacanakan hemat air dan kita bisa buka lapangan kerja, kita trainning dua hari juga bisa jalan, SMP juga bisa karena tidak pakai air," pungkasnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4140 seconds (0.1#10.140)