Target Penerimaan Negara Terancam Meleset

Jum'at, 08 Mei 2015 - 16:17 WIB
Target Penerimaan Negara...
Target Penerimaan Negara Terancam Meleset
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2015 yang lesu dan hanya mampu tumbuh 4,7%, menyebabkan penerimaan negara terancam tidak mencapai target. Dalam APBNP 2015, pemerintah menargetkan penerimaan negara yang cukup fantastis sekitar Rp1.294,3 triliun.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah menyebutkan, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7%, penerimaan negara pada kuartal I hanya mencapai Rp310,1 triliun.

"‎Jika gagal mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, maka penerimaan negara akan terancam," ucapnya di kantor Indef, Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Dia mengatakan, penerimaan negara yang terancam tidak mencapai target pada akhirnya akan berdampak pada tidak terpenuhinya target pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah. Mengingat pengeluaran rutin tidak bisa digeser, maka belanja modal dan infrastruktur terpaksa dikorbankan.

"Nah, jika pemerintah tetap ingin menggunakan pengeluaran sesuai APBNP, maka defisit akan meningkat dan utang pemerintah juga akan meningkat," imbuh Imaduddin.

Sementara, Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan, lesunya perekonomian Indonesia pada periode ini juga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Saat ini saja, jumlah pengangguran di Indonesia sudah mencapai 7,45 juta orang, meningkat dibanding tahun lalu yang mencapai 7,15 juta orang.

"Pertumbuhan ekonomi itu kunci pengentasan kemiskinan. Kalau pertumbuhan ‎melambat, maka dapat menghentikan laju penurunan angka kemiskinan. Rakyat miskin pun menjadi korban dari perlambatan ekonomi, pengangguran pun semakin banyak," katanya.

Indonesia, sambung Enny, juga akan terperangkap dalam posisi negara berpendapatan menengah (middle income trapped). Sebab, pertumbuhan sektor riil yang menurun akan mengancam kebutuhan konsumsi dari produk dalam negeri, dan berpeluang meningkatkan ketergantungan impor.

"Perlambatan ekonomi juga menyebabkan sentimen negatif investor dan mengurangi kepercayaan pelaku pasar. Ini pun akan mengancam potensi investasi di Indonesia," tandas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5239 seconds (0.1#10.140)