Bulog Subang Targetkan Serap 40 Ribu Ton Beras Petani

Selasa, 12 Mei 2015 - 23:27 WIB
Bulog Subang Targetkan...
Bulog Subang Targetkan Serap 40 Ribu Ton Beras Petani
A A A
SUBANG - Bulog Subdivre Subang, Jawa Barat (Jabar) menargetkan, tahun ini mampu menyerap beras dari para petani sebanyak 40 ribu ton.

Kepala Subdivre Bulog Subang Dedi Supriadi mengatakan, meski realisasi penyerapan beras petani hingga awal Mei baru mencapai 12 ribu ton, pihaknya tetap optimistis target 40 ribu ton bakal tercapai hingga musim panen tahun ini berakhir.

"Di musim panen pertama ini hingga Mei, memang serapan beras baru nyampai 12 ribu ton. Tapi kan masih ada satu kali musim panen. Belum lagi ada beberapa daerah yang bisa tiga kali panen. Jadi, kami masih yakin, target serapan 40 ribu ton beras petani bisa tercapai hingga akhir tahun ini," ujarnya, Selasa (12/5/2015).

Menurutnya, pembelian beras dari petani dilakukan langsung oleh Bulog. Petugas bakal turun langsung ke lapangan dan mendatangi para petani yang tergabung dalam kelompok tani (gapoktan) yang berada di semua sentra pertanian Subang.

"Nanti itu petugas kami datang langsung ke para petani. Begitu ketemu, kami langsung membeli beras mereka. Jadi, sistem pengadaan berasnya jemput bola," papar dia.

Soal harga beras yang bakal dibeli dari petani, pihaknya menegaskan jika harga mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) No 5/2015 tentang Pengadaan Gabah dan Beras. Dalam inpres tersebut, Bulog diwajibkan membeli beras dari petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp7.300 per kg.

"Kami yakin, harga segini sudah dipertimbangkan matang-matang oleh pemerintah dan akan menguntungkan para petani," ucapnya.

Dedi menyebutkan, meski target pengadaan belum tercapai, pihaknya menjamin stok beras masih aman. Saat ini, kata dia, stok beras di gudang Bulog mencapai 11 ribu ton, dan cukup untuk konsumsi selama empat bulan ke depan.

Selain menyerap beras, Bulog juga memastikan akan membeli semua gabah petani sesuai Inpres tersebut. Dalam Inpres ini, gabah kering panen (GKP) dihargai Rp3.700 per kg di tingkat petani, dan Rp3.750 per kg di tingkat penggilingan. Adapun gabah kering giling (GKG) dihargai Rp4.600 per kg di tingkat penggilingan dan Rp4.650 per kg di gudang Bulog.

Harga pembelian yang ditetapkan pemerintah atau HPP tersebut berlaku sepanjang tahun dan tidak berubah, baik di musim panen hujan rendeng (hujan) maupun musim panen gadu (kemarau).

"Secara teknis, pembelian gabah nantinya akan dilakukan oleh Unit Pelaksana Gudang Bulog (UPGB) Binong. Sebab, UPGB ini relatif memiliki peralatan yang lengkap, seperti mesin pengering padi," papar Dedi.

Sejumlah petani mengapresiasi rencana pembelian beras oleh bulog. Namun, mereka menilai, HPP beras yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga pasar, dan berpotensi merugikan petani di saat harga beras sedang naik.

"Harga beras ini enggak tetap, bagusnya pemerintah bisa menyesuaikan harganya dengan harga di pasaran supaya ke petaninya untung. Kalau harganya tetap segitu sepanjang tahun, kami bisa rugi. Sebab, harga di tengkulak saja bisa lebih mahal," pungkas Warsono, pengurus kelompok tani di Kecamatan Compreng.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7707 seconds (0.1#10.140)