Mandiri Finance Rampingkan Pembiayaan Mobil Bekas
A
A
A
JAKARTA - PT Mandiri Tunas Finance (MTF) memutuskan untuk memperkecil pembiayaan segmen mobil bekas. Ini dilakukan perseroan untuk memitigasi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2015, yang hanya 4,7%.
Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, perseroan memutuskan untuk lebih selektif bermain di segmen mobil bekas. Portfolio pembiayaan mobil bekas sengaja dikurangi agar kualitas perseroan lebih bagus.
"Kita main lebih aman dulu. Kalau main di segmen bawah agak rentan," ucapnya saat media visit di Gedung Sindo, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurutnya, jika kondisi ekonomi kuartal II/2015 kembali pulih, perseroan akan kembali meningkatkan persentase pembiayaan mobil bekas. "Kita lihat situasi. Kalau ekonomi recover, maka mobil bekas bisa ningkat lagi," imbuh dia.
Selain itu, sambung Harjanto, perseroan juga akan mengembangkan market share dengan melakukan penetrasi ke market baru seperti Toyota dan Honda. Saat ini, perseroan masih lebih banyak bermain dalam pembiayaan untuk Suzuki dan Daihatsu.
Pada kuartal I/2015 ini kondisi industri automotif sangat terpukul dan banyak koreksi. Bahkan persentase mobil baru pada periode tersebut jauh di bawah periode yang sama 2013.
"Jadi challenge buat kita. Di satu sisi market share musti nambah, tapi pertumbuhan ekonomi enggak memungkinkan. Market (automotif) yang paling besar turun itu di Indonesia Timur 21%, dan DKI Jakarta 19%. Sepeda motor 19% koreksinya," tandas dia.
Sekadar informasi, pada kuartal I/2015 perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp76,5 miliar atau naik 36,90% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp55,9 miliar.
Total pendapatan bersih naik 29,24% menjadi Rp448,3 miliar pada periode tersebut. Pembiayaan baru pada kuartal I mencapai Rp3,7 triliun, atau meningkat 3,59% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, perseroan memutuskan untuk lebih selektif bermain di segmen mobil bekas. Portfolio pembiayaan mobil bekas sengaja dikurangi agar kualitas perseroan lebih bagus.
"Kita main lebih aman dulu. Kalau main di segmen bawah agak rentan," ucapnya saat media visit di Gedung Sindo, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurutnya, jika kondisi ekonomi kuartal II/2015 kembali pulih, perseroan akan kembali meningkatkan persentase pembiayaan mobil bekas. "Kita lihat situasi. Kalau ekonomi recover, maka mobil bekas bisa ningkat lagi," imbuh dia.
Selain itu, sambung Harjanto, perseroan juga akan mengembangkan market share dengan melakukan penetrasi ke market baru seperti Toyota dan Honda. Saat ini, perseroan masih lebih banyak bermain dalam pembiayaan untuk Suzuki dan Daihatsu.
Pada kuartal I/2015 ini kondisi industri automotif sangat terpukul dan banyak koreksi. Bahkan persentase mobil baru pada periode tersebut jauh di bawah periode yang sama 2013.
"Jadi challenge buat kita. Di satu sisi market share musti nambah, tapi pertumbuhan ekonomi enggak memungkinkan. Market (automotif) yang paling besar turun itu di Indonesia Timur 21%, dan DKI Jakarta 19%. Sepeda motor 19% koreksinya," tandas dia.
Sekadar informasi, pada kuartal I/2015 perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp76,5 miliar atau naik 36,90% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp55,9 miliar.
Total pendapatan bersih naik 29,24% menjadi Rp448,3 miliar pada periode tersebut. Pembiayaan baru pada kuartal I mencapai Rp3,7 triliun, atau meningkat 3,59% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
(dmd)