BNI Genjot Investasi Reksa Dana
BNI Genjot Investasi Reksa Dana
A
A
A
SEMARANG - Mutual Fund Manager Investment Product and Service Group PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Klara Pramesti mengatakan, Bank BNI terus berupaya menggenjot kinerja investasi reksa dana.
"Potensi pasar untuk reksa dana masih sangat terbuka lebar. Namun begitu, untuk di Indonesia baru dinikmati oleh orang-orang tertentu saja," katanya, Selasa (12/5/2015).
Di beberapa negara di luar Indonesia, produk reksa dana berkembang pesat. Meskipun investasi reksa dana di Indonesia belum berkembang, namun diyakini model investasi ini akan booming. "Apalagi, investasi reksa dana ini memang untuk jangka panjang," imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi, mulai dari tingkat internal di kalangan karyawan BNI, juga ke eksternal melalui event-event customer gatering yang menyasar segmen potensial, seperti pengusaha dan lain-lain.
Di BNI, investasi reksa dana yang paling banyak diminati saat ini masih pada saham dengan kontribusi 50%. Sedangkan sisanya merupakan model investasi pasar uang, campuran, dan pendapatan tetap.
Assistant Manager Marketing & Business Development PT Bahana TCW Investment Management, Sidharta Suryametta menambahkan, pasar reksa dana memang sangat bergantung pada perkembangan ekonomi dan kurs dolar.
"Karena bergantung pada perkembangan ekonomi dan kurs dolar, tak heran jika kini investor reksa dana cenderung wait and see, mengingat kondisi ekonomi saat ini masih belum stabil," tambahnya.
Namun, pihaknya optimis pada kuartal II/2015, investasi reksa dana terus tumbuh. Apalagi, jika ada gebrakan dari pemerintah, terutama pelaksaan proyek-proyek infrastruktur segera mungkin.
"Potensi pasar untuk reksa dana masih sangat terbuka lebar. Namun begitu, untuk di Indonesia baru dinikmati oleh orang-orang tertentu saja," katanya, Selasa (12/5/2015).
Di beberapa negara di luar Indonesia, produk reksa dana berkembang pesat. Meskipun investasi reksa dana di Indonesia belum berkembang, namun diyakini model investasi ini akan booming. "Apalagi, investasi reksa dana ini memang untuk jangka panjang," imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi, mulai dari tingkat internal di kalangan karyawan BNI, juga ke eksternal melalui event-event customer gatering yang menyasar segmen potensial, seperti pengusaha dan lain-lain.
Di BNI, investasi reksa dana yang paling banyak diminati saat ini masih pada saham dengan kontribusi 50%. Sedangkan sisanya merupakan model investasi pasar uang, campuran, dan pendapatan tetap.
Assistant Manager Marketing & Business Development PT Bahana TCW Investment Management, Sidharta Suryametta menambahkan, pasar reksa dana memang sangat bergantung pada perkembangan ekonomi dan kurs dolar.
"Karena bergantung pada perkembangan ekonomi dan kurs dolar, tak heran jika kini investor reksa dana cenderung wait and see, mengingat kondisi ekonomi saat ini masih belum stabil," tambahnya.
Namun, pihaknya optimis pada kuartal II/2015, investasi reksa dana terus tumbuh. Apalagi, jika ada gebrakan dari pemerintah, terutama pelaksaan proyek-proyek infrastruktur segera mungkin.
(izz)
Explore More