Allianz Kembangkan Segmen Mikro
A
A
A
JAKARTA - Allianz Life Indonesia menargetkan pertumbuhan premi (pendapatan premi bruto/GWP) asuransi mikro sebesar 15% tahun ini.
Head of Emerging Consumer Business Allianz Life Indonesia Yoga Prasetyo mengatakan akan memaksimalkan potensi mitra lembaga keuangan mikro yang telah dimiliki saat ini. Jumlah nasabah diprediksi dapat naik 30% tahun ini. ”Kita tidak akan ekspansif tahun ini. Target memaksimalkan pertumbuhan organik dari mitra yang ada,” ucap Yoga dalam jumpa pers di Jakarta kemarin.
Tahun lalu, ungkap Yoga, lini bisnis asuransi mikro mencatat pendapatan premi bruto (GWP) sebesar Rp96,7 miliar, tumbuh 14,6% dari Rp84,36 miliar pada 2013. Lini bisnis tersebut memberikan nilai tambah santunan tunai kepada hampir 4 juta tertanggung. Jumlah tertanggung mencapai 3.942.594, meningkat 14,6% dan 12.785 nasabah merasakan manfaat klaim.
Dia mengatakan, jumlah tertanggung tersebar di 76 lembaga keuangan mikro baik BPR, lembaga keuangan ventura maupun koperasi. Tahun ini dia menargetkan dapat merangkul setidaknya delapan institusi LKM baru. ”Kami ingin mengembangkan potensi tabungan dan meluncurkan produk flexible term life. Ini berupa asuransi jiwa murni dengan premi yang tergantung mitra, untuk menyasar penabung,” ucapnya.
Sepanjang 2014 setidaknya 12.785 tertanggung telah merasakan manfaat klaim dari bisnis asuransi mikro Allianz Indonesia dengan total pembayaran klaim sebesar 59,73 miliar. Pembayaran klaim ini 95,44% berasal dari segmen mikro dan 4,56% dari segmen low mass market. Seluruh pembayaran klaim berasal dari produk asuransi jiwa kredit yang hingga saat ini masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan bisnis asuransi mikro Allianz.
Berdasarkan studi Micro Insurance Learning and Knowledge (MILK) yang dilakukan Microinsurance Center kepada lebih dari 30 negara, nasabah asuransi mikro Allianz Indonesia merasakan pentingnya manfaat pembebasan utang yang ada pada produk asuransi jiwa kredit, terlebih lagi karena asuransi jiwa kredit tersebut juga memberikan tambahan santunan tunai yang menjadi nilai tambah dan diferensiasi produk asuransi jiwa kredit yang dimiliki Allianz Indonesia.
Sebab itu, pihaknya yakin bahwa produk asuransi kredit yang ditawarkan saat ini produk yang sesuai kebutuhan masyarakat dan nasabah. Hasil studi itu juga menepis keraguan bahwa asuransi jiwa kredit tidak memberikan nilai lebih bagi nasabah, namun merupakan alat bagi lembaga keuangan sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, terutama dari risiko meninggal dunia.
”Kami melihat bahwa asuransi jiwa kredit sebagai upaya untuk membantu nasabah dan keluarganya dari jeratan utang yang lebih besar akibat risiko yang dihadapi nasabah. Sebab itu, masih melalui mekanisme pinjaman kami juga memperkenalkan produk-produk asuransi lain yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, terutama yang bisa dipilih secara sukarela,” terangnya.
Hafid fuad
Head of Emerging Consumer Business Allianz Life Indonesia Yoga Prasetyo mengatakan akan memaksimalkan potensi mitra lembaga keuangan mikro yang telah dimiliki saat ini. Jumlah nasabah diprediksi dapat naik 30% tahun ini. ”Kita tidak akan ekspansif tahun ini. Target memaksimalkan pertumbuhan organik dari mitra yang ada,” ucap Yoga dalam jumpa pers di Jakarta kemarin.
Tahun lalu, ungkap Yoga, lini bisnis asuransi mikro mencatat pendapatan premi bruto (GWP) sebesar Rp96,7 miliar, tumbuh 14,6% dari Rp84,36 miliar pada 2013. Lini bisnis tersebut memberikan nilai tambah santunan tunai kepada hampir 4 juta tertanggung. Jumlah tertanggung mencapai 3.942.594, meningkat 14,6% dan 12.785 nasabah merasakan manfaat klaim.
Dia mengatakan, jumlah tertanggung tersebar di 76 lembaga keuangan mikro baik BPR, lembaga keuangan ventura maupun koperasi. Tahun ini dia menargetkan dapat merangkul setidaknya delapan institusi LKM baru. ”Kami ingin mengembangkan potensi tabungan dan meluncurkan produk flexible term life. Ini berupa asuransi jiwa murni dengan premi yang tergantung mitra, untuk menyasar penabung,” ucapnya.
Sepanjang 2014 setidaknya 12.785 tertanggung telah merasakan manfaat klaim dari bisnis asuransi mikro Allianz Indonesia dengan total pembayaran klaim sebesar 59,73 miliar. Pembayaran klaim ini 95,44% berasal dari segmen mikro dan 4,56% dari segmen low mass market. Seluruh pembayaran klaim berasal dari produk asuransi jiwa kredit yang hingga saat ini masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan bisnis asuransi mikro Allianz.
Berdasarkan studi Micro Insurance Learning and Knowledge (MILK) yang dilakukan Microinsurance Center kepada lebih dari 30 negara, nasabah asuransi mikro Allianz Indonesia merasakan pentingnya manfaat pembebasan utang yang ada pada produk asuransi jiwa kredit, terlebih lagi karena asuransi jiwa kredit tersebut juga memberikan tambahan santunan tunai yang menjadi nilai tambah dan diferensiasi produk asuransi jiwa kredit yang dimiliki Allianz Indonesia.
Sebab itu, pihaknya yakin bahwa produk asuransi kredit yang ditawarkan saat ini produk yang sesuai kebutuhan masyarakat dan nasabah. Hasil studi itu juga menepis keraguan bahwa asuransi jiwa kredit tidak memberikan nilai lebih bagi nasabah, namun merupakan alat bagi lembaga keuangan sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, terutama dari risiko meninggal dunia.
”Kami melihat bahwa asuransi jiwa kredit sebagai upaya untuk membantu nasabah dan keluarganya dari jeratan utang yang lebih besar akibat risiko yang dihadapi nasabah. Sebab itu, masih melalui mekanisme pinjaman kami juga memperkenalkan produk-produk asuransi lain yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, terutama yang bisa dipilih secara sukarela,” terangnya.
Hafid fuad
(ftr)