Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Kuartal I Melambat
A
A
A
KUALA LUMPUR - Pertumbuhan ekonomi Malaysia pada kuartal I tahun ini tercatat melambat dibanding kuartal sebelumnya.
Data Bank Sentral Malaysia menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) Malaysia Januari-Maret melambat menjadi 5,6% dibanding periode sebelumnya sebesar 5,7% karena melemahnya ekspor di awal tahun ini. Kendati demikian PDB tiga bulan pertama 2015 sedikit lebih cepat dari perkiraan.
Meski melambat, namun Gubernur Bank Sentral Malaysia Zeti Akhtar Aziz mengatakan bahwa data tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi lantaran terjadi lonjakan dalam kegiatan industri dan konsumsi swasta pada Maret menjelang pelaksanaan pajak konsumsi.
"Ini adalah pertumbuhan investasi yang kuat dalam perekonomian," kata Zeti seperti dilansir dari CNBC, Jumat (15/5/2014).
Dia memperkirakan, konsumsi swasta tumbuh moderat meski pajak barang dan jasa naik, namun konsumsi secara keseluruhan konsumsi akan didukung oleh kenaikan pendapatan dan lapangan kerja.
Surplus transaksi berjalan di Malaysia pada kuartal I melebar menjadi 10 miliar ringgit atau sekitar USD2,81 miliar dari 5,7 miliar ringgit pada kuartal IV/2014.
"Pertumbuhan masih terlihat tangguh meskipun permintaan eksternal lemah. Ini dapat berbalik jika harga minyak dunia terus naik," kata ekonom Standard Chartered Jeff Ng.
Pada Maret, produksi industri naik 6,9% dari tahun lalu, mengalahkan ekspektasi pasar karena didorong oleh sektor pertambangan dan manufaktur.
Meskipun ekspor melemah dalam dua bulan pertama 2015 karena berkurangnya permintaan dari China dan ekspor komoditas, namun meningkatnya permintaan dan ekspor pada Maret memberi harapan bahwa Malaysia kemungkinan berada pada jalur pemulihan.
Data Bank Sentral Malaysia menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) Malaysia Januari-Maret melambat menjadi 5,6% dibanding periode sebelumnya sebesar 5,7% karena melemahnya ekspor di awal tahun ini. Kendati demikian PDB tiga bulan pertama 2015 sedikit lebih cepat dari perkiraan.
Meski melambat, namun Gubernur Bank Sentral Malaysia Zeti Akhtar Aziz mengatakan bahwa data tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi lantaran terjadi lonjakan dalam kegiatan industri dan konsumsi swasta pada Maret menjelang pelaksanaan pajak konsumsi.
"Ini adalah pertumbuhan investasi yang kuat dalam perekonomian," kata Zeti seperti dilansir dari CNBC, Jumat (15/5/2014).
Dia memperkirakan, konsumsi swasta tumbuh moderat meski pajak barang dan jasa naik, namun konsumsi secara keseluruhan konsumsi akan didukung oleh kenaikan pendapatan dan lapangan kerja.
Surplus transaksi berjalan di Malaysia pada kuartal I melebar menjadi 10 miliar ringgit atau sekitar USD2,81 miliar dari 5,7 miliar ringgit pada kuartal IV/2014.
"Pertumbuhan masih terlihat tangguh meskipun permintaan eksternal lemah. Ini dapat berbalik jika harga minyak dunia terus naik," kata ekonom Standard Chartered Jeff Ng.
Pada Maret, produksi industri naik 6,9% dari tahun lalu, mengalahkan ekspektasi pasar karena didorong oleh sektor pertambangan dan manufaktur.
Meskipun ekspor melemah dalam dua bulan pertama 2015 karena berkurangnya permintaan dari China dan ekspor komoditas, namun meningkatnya permintaan dan ekspor pada Maret memberi harapan bahwa Malaysia kemungkinan berada pada jalur pemulihan.
(rna)