Ekonomi India Dibayangi Penurunan Ekspor
A
A
A
NEW DELHI - Ekspor India pada April merosot yang menandakan terjadi penurunan berturut-turut dalam lima bulan terakhir. Hal ini membayangi tujuan Perdana Menteri India Narendra Modi yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun fiskal 2015/2016.
Seperti dikutip dari laman Business Today, Sabtu (16/5/2015), kelemahan ini sedang berlangsung pada ekspor barang, yang mencapai sekitar 16%, dan akan membebani pertumbuhan ekonomi kuartal I yang akan dirilis pada 29 Mei.
Modi melihat manufaktur dan pertumbuhan yang dipicu ekspor cara terbaik untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang muda yang membantunya mendapatkan kekuasaan tahun lalu.
Dia menginginkan ekspor barang dan jasa naik hampir dua kali lipat atau mencapai USD900 miliar pada empat tahun ke depan. Namun, ekspor barang pada April turun 14%. Defisit perdagangan menyempit menjadi USD10,99 miliar karena impor harga minyak turun lebih dari 42% dari tahun sebelumnya.
Jatuhnya harga komoditas global dan minyak mentah diimbangi penjualan luar negeri yang lebih rendah, namun mereka takut lebih suram, karena permintaan yang semakin menurun, terutama di negara-negara pengekspor minyak dan Amerika Latin.
"Ada penurunan dalam rangka pemesanan untuk bulan-bulan mendatang, terutama dari pembeli di Timur Tengah, Afrika dan negara-negara Amerika Latin," kata Ajay Sahai, eksekutif senior di Federasi Organisasi Ekspor India.
Dia memperingatkan bahwa eksportir bisa memaksa memberhentikan pekerja jika pesanan penjualan terus menurun selama 4-5 bulan ke depan.
Beberapa bantuan bisa datang dari Reserve Bank of India, yang telah menurunkan suku bunga dua kali di tahun ini menjadi 7,5% karena inflasi lebih lambat, dan diharapkan untuk membuat pinjaman lebih murah.
Untuk mengatasi kendurnya permintaan global, Modi berjanji memodernisasi jalan, pelabuhan dan kereta api dalam upaya untuk membuat ekspor India lebih kompetitif. Pekan ini, dia mengunjungi mitra dagang utama China, berharap untuk memperkuat ekspor.
Ekonomi India diperluas 7,5% dari tahun ke tahun selama tiga bulan yang berakhir Desember, lebih tinggi dari 7,3% pertumbuhan China yang tercatat di kuartal pertama tahun ini.
Seperti dikutip dari laman Business Today, Sabtu (16/5/2015), kelemahan ini sedang berlangsung pada ekspor barang, yang mencapai sekitar 16%, dan akan membebani pertumbuhan ekonomi kuartal I yang akan dirilis pada 29 Mei.
Modi melihat manufaktur dan pertumbuhan yang dipicu ekspor cara terbaik untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang muda yang membantunya mendapatkan kekuasaan tahun lalu.
Dia menginginkan ekspor barang dan jasa naik hampir dua kali lipat atau mencapai USD900 miliar pada empat tahun ke depan. Namun, ekspor barang pada April turun 14%. Defisit perdagangan menyempit menjadi USD10,99 miliar karena impor harga minyak turun lebih dari 42% dari tahun sebelumnya.
Jatuhnya harga komoditas global dan minyak mentah diimbangi penjualan luar negeri yang lebih rendah, namun mereka takut lebih suram, karena permintaan yang semakin menurun, terutama di negara-negara pengekspor minyak dan Amerika Latin.
"Ada penurunan dalam rangka pemesanan untuk bulan-bulan mendatang, terutama dari pembeli di Timur Tengah, Afrika dan negara-negara Amerika Latin," kata Ajay Sahai, eksekutif senior di Federasi Organisasi Ekspor India.
Dia memperingatkan bahwa eksportir bisa memaksa memberhentikan pekerja jika pesanan penjualan terus menurun selama 4-5 bulan ke depan.
Beberapa bantuan bisa datang dari Reserve Bank of India, yang telah menurunkan suku bunga dua kali di tahun ini menjadi 7,5% karena inflasi lebih lambat, dan diharapkan untuk membuat pinjaman lebih murah.
Untuk mengatasi kendurnya permintaan global, Modi berjanji memodernisasi jalan, pelabuhan dan kereta api dalam upaya untuk membuat ekspor India lebih kompetitif. Pekan ini, dia mengunjungi mitra dagang utama China, berharap untuk memperkuat ekspor.
Ekonomi India diperluas 7,5% dari tahun ke tahun selama tiga bulan yang berakhir Desember, lebih tinggi dari 7,3% pertumbuhan China yang tercatat di kuartal pertama tahun ini.
(izz)