Pertamina Akan Akuisisi Kilang di Luar Negeri
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (persero) berencana mengakuisisi kilang bahan bakar minyak (BBM) di luar negeri dengan kapasitas 220.000 barel per hari (bph).
Kilang tersebut berada di negara di kawasan Asia Tenggara. ”Lebih jelasnya nanti akan kita umumkan dua hari lagi. Yang jelas, kita akan akuisisi 51% saham dari perusahaan pemilik kilang tersebut,” kata Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi di Kantor Pusat Pertamina Jakarta kemarin.
Menurut dia, perusahaan telah mempertimbangkan akuisisi kilang di luar negeri itu mengingat banyak kilang di luar negeri yang tidak lagi beroperasi karena konsumsi BBM menurun, imbas dari perlambatan ekonomi dan penurunan harga minyak dunia. ”Kami melihat jangka pendek untuk mengamankan suplai BBM. Sementara untuk jangka menengah, melalui program Refinery Development Masterplan Program (RDMP) dan jangka panjang berupa kilang baru,” kata dia.
Hardadi mengatakan, kilang tersebut akan memproduksi BBM jenis sweet crude yang cocok untuk minyak dari dalam negeri. ”Tapi tidak semua yang diproduksi melalui kilang merupakan sweet crude, juga bisa dicampur dengan minyak dari Timur Tengah,” kata dia. Dia mengatakan, operasi kilang BBM akan dioptimalkan dengan produksi minyak sendiri dengan sepenuhnya dikendalikan oleh Pertamina, walaupun tidak sebagai operator tapi menduduki top manajemen.
”Minyak dari Pertamina EP sebagai pengelola pengolahan, kemudian penjualnya dari direktorat pemasaran. Jadi, kami akan sinergikan antardirektorat sesuai perintah direktur utama,” jelas dia. Hardadi menyampaikan, terkait pembangunan kilang baru, pihaknya sudah menyampaikan kepada Presiden. Saat ini posisi Pertamina menunggu peraturan presiden (perpres) terkait pembangunan kilang minyak baru (new grass root refinery ).
”Sudah disampaikan kepada presiden, saat ini posisi Pertamina masih menunggu,” tutur Hardadi. Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan perlunya kilang BBM baru mengingat kondisi kilang di Indonesia yang usianya sudah tua dan jumlahnya minim. Padahal, keberadaan kilang sangat penting untuk menjaga pasokan BBM. Maka itu, Pertamina mendorong adanya pengembangan kilang baru.
”Kilang-kilang kita sudah tua semua umurnya. Kalau ada yang tanya kenapa sampai saat ini belum dibangun, saya kira bukan karenanggakadauang,” katanya.
Nanang wijayanto
Kilang tersebut berada di negara di kawasan Asia Tenggara. ”Lebih jelasnya nanti akan kita umumkan dua hari lagi. Yang jelas, kita akan akuisisi 51% saham dari perusahaan pemilik kilang tersebut,” kata Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi di Kantor Pusat Pertamina Jakarta kemarin.
Menurut dia, perusahaan telah mempertimbangkan akuisisi kilang di luar negeri itu mengingat banyak kilang di luar negeri yang tidak lagi beroperasi karena konsumsi BBM menurun, imbas dari perlambatan ekonomi dan penurunan harga minyak dunia. ”Kami melihat jangka pendek untuk mengamankan suplai BBM. Sementara untuk jangka menengah, melalui program Refinery Development Masterplan Program (RDMP) dan jangka panjang berupa kilang baru,” kata dia.
Hardadi mengatakan, kilang tersebut akan memproduksi BBM jenis sweet crude yang cocok untuk minyak dari dalam negeri. ”Tapi tidak semua yang diproduksi melalui kilang merupakan sweet crude, juga bisa dicampur dengan minyak dari Timur Tengah,” kata dia. Dia mengatakan, operasi kilang BBM akan dioptimalkan dengan produksi minyak sendiri dengan sepenuhnya dikendalikan oleh Pertamina, walaupun tidak sebagai operator tapi menduduki top manajemen.
”Minyak dari Pertamina EP sebagai pengelola pengolahan, kemudian penjualnya dari direktorat pemasaran. Jadi, kami akan sinergikan antardirektorat sesuai perintah direktur utama,” jelas dia. Hardadi menyampaikan, terkait pembangunan kilang baru, pihaknya sudah menyampaikan kepada Presiden. Saat ini posisi Pertamina menunggu peraturan presiden (perpres) terkait pembangunan kilang minyak baru (new grass root refinery ).
”Sudah disampaikan kepada presiden, saat ini posisi Pertamina masih menunggu,” tutur Hardadi. Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan perlunya kilang BBM baru mengingat kondisi kilang di Indonesia yang usianya sudah tua dan jumlahnya minim. Padahal, keberadaan kilang sangat penting untuk menjaga pasokan BBM. Maka itu, Pertamina mendorong adanya pengembangan kilang baru.
”Kilang-kilang kita sudah tua semua umurnya. Kalau ada yang tanya kenapa sampai saat ini belum dibangun, saya kira bukan karenanggakadauang,” katanya.
Nanang wijayanto
(ars)