IHSG Diprediksi Akan Menguji Resistance 5.295
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi akan bergerak menguat menguji resistance 5.295.
"IHSG berpotensi kembali menguat sebagai konfirmasi pembalikan arah tren positif dengan kisaran pergerakan 5.217-5.295,“ kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi, Rabu (20/5/2015).
Sementara, sentimen yang masih akan menjadi fokus investor, di antaranya produk domestik bruto (PDB) dan indeks tingkat kepercayaan di Jepang dan hasil dari pertemuan FOMC untuk menentukan sikap yang tepat pada kebijakan moneter dan menilai risiko yang ada untuk tujuan jangka panjang.
Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan, di antaranya ASRI, BBCA, BBRI, TOTL, LPCK, ADHI dan JSMR.
Sedangkan IHSG kemarin bergerak variatif (mixed) di awal sesi dan ditutup menguat 31,56 poin atau 0,60% di level 5.269,37. Hanya terdapat dua sektor yang mengalami pelemahan, yakni konsumsi dan pertambangan.
Aksi beli investor domestik terlihat pasca pengumuman ditahannya suku bunga acuan di angka 7.5%. Hal tersebut dinilai sebagai langkah aman dalam keputusan kebijakan moneter saat ini setelah Bank Indonesia mengklaim inflasi akan tetap terkendali hingga target inflasi 2015 di level 4,0%.
"Meskipun demikian investor asing masih melakukan penjualan bersih hingga Rp429,52 miliar pada perdagangan kemarin," pungkasnya.
"IHSG berpotensi kembali menguat sebagai konfirmasi pembalikan arah tren positif dengan kisaran pergerakan 5.217-5.295,“ kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi, Rabu (20/5/2015).
Sementara, sentimen yang masih akan menjadi fokus investor, di antaranya produk domestik bruto (PDB) dan indeks tingkat kepercayaan di Jepang dan hasil dari pertemuan FOMC untuk menentukan sikap yang tepat pada kebijakan moneter dan menilai risiko yang ada untuk tujuan jangka panjang.
Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan, di antaranya ASRI, BBCA, BBRI, TOTL, LPCK, ADHI dan JSMR.
Sedangkan IHSG kemarin bergerak variatif (mixed) di awal sesi dan ditutup menguat 31,56 poin atau 0,60% di level 5.269,37. Hanya terdapat dua sektor yang mengalami pelemahan, yakni konsumsi dan pertambangan.
Aksi beli investor domestik terlihat pasca pengumuman ditahannya suku bunga acuan di angka 7.5%. Hal tersebut dinilai sebagai langkah aman dalam keputusan kebijakan moneter saat ini setelah Bank Indonesia mengklaim inflasi akan tetap terkendali hingga target inflasi 2015 di level 4,0%.
"Meskipun demikian investor asing masih melakukan penjualan bersih hingga Rp429,52 miliar pada perdagangan kemarin," pungkasnya.
(rna)