Pertumbuhan Ekonomi Jepang Kuartal I Lampaui Proyeksi
A
A
A
TOKYO - Pertumbuhan ekonomi atau produk domestik (PDB) Jepang pada kuartal I tahun ini seebsar 2,4%, melampaui proyeksi sebesar 1,5% dan kuartal sebelumnya 1,1% setelah kontraksi pada kuartal II dan III tahun lalu.
Secara kuartal ke kuartal, PDB Jepang tumbuh 0,6% dalam tiga bulan pertama tahun ini, melebihi proyeksi survei Reuters sebesar 0,4%. Pendorong PDB adalah konsumsi swasta, yang tumbuh 0,4% dari kuartal sebelumnya, di atas perkiraan 0,2%.
Meski konsumsi meningkat, namun dibatasi kenaikan pajak, upah riil yang lebih rendah dan harga yang lebih tinggi, sehingga memangkas belanja konsumen.
"Konsumsi harusnya lebih cepat. Pikirkan, jika Anda punya pertumbuhan 2,3% di upah, Anda punya pasar pekerjaan yang sangat ketat,“ kata ahli strategi Jepang di CLSA Nicholas Smith seperti dilansir dari CNBC, Rabu (20/5/2015).
Belanja konsumen juga naik untuk kali pertama dalam empat kuartal sebesar 0,4% dibanding kuartal sebelumnya. Beberapa ekonom meyakini bahwa data GDP akan semakin membaik.
Dalam catatannya, DBS menyatakan bahwa konsumsi swasta secara tahunan, naik 1,4%, tumbuh pada tingkat yang sama sejak kuartal III dan IV/2014. Namun pertumbuhan kumulatif konsumsi dalam tiga kuartal terakhir tetap jauh dari cukup untuk mengimbangi kontraksi pada awal 2014 karena kenaikan pajak penjualan.
"Ini berarti bahwa belanja konsumen masih jauh lebih lemah dari tingkat normal sebelum kenaikan pajak," tulis DBS.
Secara kuartal ke kuartal, PDB Jepang tumbuh 0,6% dalam tiga bulan pertama tahun ini, melebihi proyeksi survei Reuters sebesar 0,4%. Pendorong PDB adalah konsumsi swasta, yang tumbuh 0,4% dari kuartal sebelumnya, di atas perkiraan 0,2%.
Meski konsumsi meningkat, namun dibatasi kenaikan pajak, upah riil yang lebih rendah dan harga yang lebih tinggi, sehingga memangkas belanja konsumen.
"Konsumsi harusnya lebih cepat. Pikirkan, jika Anda punya pertumbuhan 2,3% di upah, Anda punya pasar pekerjaan yang sangat ketat,“ kata ahli strategi Jepang di CLSA Nicholas Smith seperti dilansir dari CNBC, Rabu (20/5/2015).
Belanja konsumen juga naik untuk kali pertama dalam empat kuartal sebesar 0,4% dibanding kuartal sebelumnya. Beberapa ekonom meyakini bahwa data GDP akan semakin membaik.
Dalam catatannya, DBS menyatakan bahwa konsumsi swasta secara tahunan, naik 1,4%, tumbuh pada tingkat yang sama sejak kuartal III dan IV/2014. Namun pertumbuhan kumulatif konsumsi dalam tiga kuartal terakhir tetap jauh dari cukup untuk mengimbangi kontraksi pada awal 2014 karena kenaikan pajak penjualan.
"Ini berarti bahwa belanja konsumen masih jauh lebih lemah dari tingkat normal sebelum kenaikan pajak," tulis DBS.
(rna)