Amazon Mulai Umumkan Penjualan di Eropa

Rabu, 27 Mei 2015 - 10:07 WIB
Amazon Mulai Umumkan...
Amazon Mulai Umumkan Penjualan di Eropa
A A A
PARIS - Raksasa ritel online Amazon akan mulai mengumumkan penjualan yang diperoleh di negara-negara Eropa, tidak hanya di Luxembourg. Langkah tersebut berarti Amazon akan membayar pajak penjualan di negara-negara tersebut.

Dalam kesepakatan pajak Amazon di Luxembourg, perusahaan itu membukukan penjualan di Eropa dan membayar pajak di Luxembourg, bukan di negara-negara Eropa tempat penjualan terjadi. Kesepakatan pajak ini membuat Amazon menuai kritik karena dianggap berupaya mengelak pajak dan memicu penyelidikan oleh Uni Eropa (UE).

”Lebih dari dua tahun lalu kami mulai memproses pendirian cabang negara lokal Amazon EU Sarl, perusahaan operasional ritel utama kami di Eropa. Pada 1 Mei, Amazon EU Sarl membukukan penjualan ritel yang dibuat di cabangcabang di Inggris, Jerman, Spanyol, dan Italia,” papar pernyataan Amazon, dikutip kantor berita AFP. ”Sebelumnya penjualan ritel ini dicatat di Luxembourg. Kami sedang bekerja untuk membuka cabang di Prancis.”

Amazon merupakan salah satu perusahaan besar yang disoroti di Eropa terkait kesepakatan pajak di Luxembourg dan negara lain. UE menyelidiki kesepakatan pajak yang melibatkan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Apple di Irlandia, jaringan kedai kopi Starbucks di Belanda, Amazon, dan produsen automotif Italia, Fiat, di Luxembourg.

Sebelumnya dilaporkan, Amazon mulai membayar pajak laba dari penjualan pada konsumen Jerman di Jerman, tidak lagi membayar pajaknya di Luxembourg. ”Perubahan pembukaan penjualan Amazon.de di Jerman dan bukan di Luxembourg itu mulai berlaku 1 Mei,” ungkap juru bicara Amazon pada harian Sueddeutsche Zeitung.

”Kami meninjau kembali struktur perusahaan kami secara rutin untuk memastikan bahwa kami melayani konsumen kami sebaik yang kami bisa,” papar juru bicara Amazon. Harian Sueddeutsche Zeitung menyebutkan, Amazon menjual barang-barang di Jerman dengan nilai mencapai USD12 miliar pada tahun lalu. Jumlah tersebut naik dari sekitar USD9 miliar pada 2012.

Sementara itu, Apple mengumumkan kenaikan laba 33% pada kuartal I/2015 dari tahun sebelumnya menjadi USD13,6 miliar. Peningkatan laba tersebut didorong oleh penjualan 61 juta iPhone pada periode tersebut. Raksasa teknologi California itu menjelaskan, pendapatan naik 27% pada kuartal I/2015 dari tahun sebelumnya menjadi USD58,01 miliar.

Kontributor utama kenaikan laba ialah tingginya penjualan iPhone di China. Pendapatan dari China naik 71% sebesar USD16,8 miliar pada kuartal tersebut sehingga melebihi Eropa sebagai pasar terbesar kedua Apple. Hasil untuk kuartal tersebut tidak termasuk smartwatch Apple yang baru diluncurkan dan mulai dikirimkan ke sembilan negara pada pekan lalu. Apple tidak merilis data penjualan Apple Watch. Meski demikian, Cook menjelaskan, respons untuk produk tersebut sangat positif.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0781 seconds (0.1#10.140)