Citilink Bidik Pendapatan Lebaran Tumbuh 10%
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Citilink Indonesia Albert Burhan mengungkapkan, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 10% saat momen Ramadan dan Lebaran.
Dia mengatakan, perseroan tidak terlalu tinggi membidik pendapatan pada momen tersebut lantaran biasanya siklus masyarakat untuk menggunakan pesawat hanya untuk satu kali perjalanan (one way). Jadi biasanya, saat Ramadan dan Lebaran hanya penuh di beberapa rute tertentu saja.
"Bulan Ramadan ini biasanya, jadi saat Lebaran sendiri penuh sekali, harganya tinggi, tapi cuma one way. Misalnya, yang dari sini berangkat ke Padang penuh, tapi pulangnya kosong. Kalau yang setelah Lebaran, baru yang pulangnya penuh," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Karena itu, harga tiket pesawat di saat momen Ramadan dan Lebaran selalu lebih mahal dari biasanya. Hal ini dilakukan untuk mengompensasi biaya (cost) saat pesawat kosong di rute kepulangan.
"Di musim puasa ini orang tidak sering pergi-pergi. Orang menunggu pergi saat mau Lebaran saja. Jadi, secara rata-rata tidak terlalu tinggi peningkatannya, sekitar 10% dibanding Lebaran tahun lalu dan dibanding hari biasa juga," imbuh dia.
Kendati demikian, Albert menambahkan, jumlah penumpang yang diangkut Citilink pada tahun ini pun lebih banyak dibanding tahun lalu. Pasalnya, secara keseluruhan selalu ada peningkatan sekitar 35% hingga 40% dibanding tahun sebelumnya.
"Karena secara overall setiap bulan kalau dibanding bulan sama tahun lalu itu lebih tinggi 35% hingga 40% karena frekuensi bertambah," tandasnya.
Dia mengatakan, perseroan tidak terlalu tinggi membidik pendapatan pada momen tersebut lantaran biasanya siklus masyarakat untuk menggunakan pesawat hanya untuk satu kali perjalanan (one way). Jadi biasanya, saat Ramadan dan Lebaran hanya penuh di beberapa rute tertentu saja.
"Bulan Ramadan ini biasanya, jadi saat Lebaran sendiri penuh sekali, harganya tinggi, tapi cuma one way. Misalnya, yang dari sini berangkat ke Padang penuh, tapi pulangnya kosong. Kalau yang setelah Lebaran, baru yang pulangnya penuh," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Karena itu, harga tiket pesawat di saat momen Ramadan dan Lebaran selalu lebih mahal dari biasanya. Hal ini dilakukan untuk mengompensasi biaya (cost) saat pesawat kosong di rute kepulangan.
"Di musim puasa ini orang tidak sering pergi-pergi. Orang menunggu pergi saat mau Lebaran saja. Jadi, secara rata-rata tidak terlalu tinggi peningkatannya, sekitar 10% dibanding Lebaran tahun lalu dan dibanding hari biasa juga," imbuh dia.
Kendati demikian, Albert menambahkan, jumlah penumpang yang diangkut Citilink pada tahun ini pun lebih banyak dibanding tahun lalu. Pasalnya, secara keseluruhan selalu ada peningkatan sekitar 35% hingga 40% dibanding tahun sebelumnya.
"Karena secara overall setiap bulan kalau dibanding bulan sama tahun lalu itu lebih tinggi 35% hingga 40% karena frekuensi bertambah," tandasnya.
(rna)