Harga Minyak Dunia Sideways Jelang Keputusan OPEC
Harga Minyak Dunia Sideways Jelang Keputusan OPEC
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia bergerak sideways dalam perdagangan awal hari ini menjelang keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
OPEC kemungkinan menjaga pasar kelebihan pasokan dan mengabaikan potensi anjloknya harga lantaran beberapa anggota, seperti Irak dan Iran tampak akan meningkatkan ekspor minyak.
Harga minyak Brent berjangka pengiriman bulan depan diperdagangkan pada USD62,08/barel pada pukul 0049 GMT hari Jumat, 5 sen di atas harga penutupan sebelumnya. Sementara minyak mentah berjangka AS merosot 5 sen menjadi USD57,95/barel.
Dengan menyetujui mempertahankan produksi minyak, OPEC akan terus mendukung negara utama eksportir di dunia, seperti Arab Saudi, yang tahun lalu menyatakan tidak akan memangkas produksi untuk menjaga harga tinggi, sehingga memicu kejatuhan harga tertajam sejak krisis keuangan 2008.
Harga minyak telah rebound tiga kali dari level terendah dalam enam tahun terakhir ke USD45/barel pada bulan Januari 2015.
Sementara para pedagang mengatakan, pelaku pasar enggan mengambil posisi besar menjelang keputusan akhir pertemuan OPEC, yang bisa memiliki dampak besar pada harga minyak. Harga minyak telah anjlok 3% dalam dua sesi sebelumnya karena pasar memperkirakan kelebihan pasokan akan berlanjut.
"Harga minyak berada di bawah tekanan karena Irak. Ekspor saat ini diperkirakan akan meningkat sekitar 5% pada Juni karena meningkatnya produksi," tulis ANZ seperti dilansir dari Reuters, Jumat (5/6/2015).
OPEC kemungkinan menjaga pasar kelebihan pasokan dan mengabaikan potensi anjloknya harga lantaran beberapa anggota, seperti Irak dan Iran tampak akan meningkatkan ekspor minyak.
Harga minyak Brent berjangka pengiriman bulan depan diperdagangkan pada USD62,08/barel pada pukul 0049 GMT hari Jumat, 5 sen di atas harga penutupan sebelumnya. Sementara minyak mentah berjangka AS merosot 5 sen menjadi USD57,95/barel.
Dengan menyetujui mempertahankan produksi minyak, OPEC akan terus mendukung negara utama eksportir di dunia, seperti Arab Saudi, yang tahun lalu menyatakan tidak akan memangkas produksi untuk menjaga harga tinggi, sehingga memicu kejatuhan harga tertajam sejak krisis keuangan 2008.
Harga minyak telah rebound tiga kali dari level terendah dalam enam tahun terakhir ke USD45/barel pada bulan Januari 2015.
Sementara para pedagang mengatakan, pelaku pasar enggan mengambil posisi besar menjelang keputusan akhir pertemuan OPEC, yang bisa memiliki dampak besar pada harga minyak. Harga minyak telah anjlok 3% dalam dua sesi sebelumnya karena pasar memperkirakan kelebihan pasokan akan berlanjut.
"Harga minyak berada di bawah tekanan karena Irak. Ekspor saat ini diperkirakan akan meningkat sekitar 5% pada Juni karena meningkatnya produksi," tulis ANZ seperti dilansir dari Reuters, Jumat (5/6/2015).
(rna)
Explore More