Indonesia Target Pasar Potensial AXA Group

Senin, 08 Juni 2015 - 08:47 WIB
Indonesia Target Pasar...
Indonesia Target Pasar Potensial AXA Group
A A A
JAKARTA - Meningkatnya kelas menengah dan potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi banyak perusahaan asuransi asing.

Tidak terkecuali bagi AXA Group. Perusahaan asuransi global asal Prancis ini melihat Indonesia mirip dengan kondisi negara-negara di kawasan Asia secara umumnya. Regional Chief Executive Officer AXA Asia Jean Louis Laurent Josi mengatakan, AXA Group kini tengah fokus membidik kawasan Asia sebagai target pasar utama mereka. Soalnya, potensi kawasan ini sangat tinggi. Kelompok menengah di Asia diperkirakan mencapai tiga miliar jiwa dengan pengeluaran USD56 triliun pada 2030.

”Jika demikian, Asia akan menjadi kawasan termakmur di dunia. Di sisi lain, saat ini penetrasi asuransi Asia masih sangat rendah,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kemarin. Dia menyebutkan, penetrasi produk asuransi di Asia ratarata baru 2% dari produk domestik bruto (PDB). Padahal, masyarakat Asia memiliki sifat berhemat dengan menabung. ”Tingkat tabungan di Asia (minus Jepang) itu 42 % dari PDB,” katanya.

Menurut dia, penetrasi asuransi di Indonesia juga masih sangat rendah. Protection gap di Indonesia sekitar USD700 miliar per tahun. Hal itu terjadi karena rendahnya kesadaran dan belum tercapainya kesejahteraan sosial yang memadai. Meskipun sangat rendah, industri asuransi terus menunjukkan pertumbuhan. Hal itu terlihat dari data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Pada 2013 jumlah aset perusahaan asuransi jiwa di Indonesia senilai Rp289 triliun dan tahun berikutnya melonjak tajam menjadi Rp364,02 triliun atau naik 25,65 %.

Senior Economist Emerging Asia AXA IM Aidan Yoo menambahkan, kebijakan pemerintah di Indonesia yang fokus menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat akan menjadikannya salah satu negara yang paling diincar oleh investor global.

”Hampir seluruh negara di Asia punya potensi pertumbuhan di atas rata-rata. Neraca perdagangan dan cadangan valuta asing negara di Asia, kecuali Malaysia yang minus 1,5% dan 25 %, cukup baik. Jadi Asia memang untuk pertumbuhan bisnis, termasuk asuransi,” katanya.

Hatim varabi
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7990 seconds (0.1#10.140)