Pemerintah Dinilai Tak Belajar dari Pengalaman

Senin, 08 Juni 2015 - 20:30 WIB
Pemerintah Dinilai Tak...
Pemerintah Dinilai Tak Belajar dari Pengalaman
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengungkapkan, kenaikan bahan pokok yang terjadi menjelang bulan Ramadan sudah terjadi bertahun-tahun.

“Pengalaman kenaikan harga menjelang Ramadan itu sudah tejadi puluhan tahun dan setiap tahun selalu terjadi begitu. Artinya, pemerintah tidak pernah belajar dari pengalaman,” paparnya saat dihubungi, Senin (6/8/2015).

Dia melanjutkan, di negara lain momentum hari raya di jadikan ajang untuk merebut pangsa pasar, dengan cara memberikan diskon dan bonus.

"Indonesia memang negara muslim terbesar, tapi negara muslim yang lain tetap aman saja tidak ada persoalan tekanan harga bahan pokok,” katanya.

Hal itu, lanjutnya, karena posisi persaingan pasar relatif sempurna dan sehat. Sementara di Indonesia karena mereka mampunyai dominasi kekuatan pasar aji mumpung. Menurut dia, banyaknya permintaan pasar malah dimanfaatkan dan dijadikan peluang untuk meraup untung dengan cara menaikan harga.

Padahal, dia menambahkan, momentum itu seharusnya dijadikan kesempatan menjaring konsumen dengan memberikan harga diskon.

“Jadi jika mereka ingin merebut pangsa pasar, ya mereka harus punya strategi, di antaranya diskon dan lainnya,” imbuhnya.

Permasalahan tersebut, menurut dia, tidak pernah selesai, terutama masalah fundamental, di manastruktur pasar di Indonesa tidak bersaing secara sehat.

“Pemerintah mengemban tugas untuk menjaga kepentingan seluruh masyarakat, baik pelaku bisnis dan konsumen. Pemerintah sudah seharusnya meregulasi dan mengatur persiangan pasar tersebut," tutur dia.

Bukan saja mengatur, dia melanjutkan, tapi juga membuat intervensi yang menyehatkan. Selain itu, dia menganjurkan, agar pemerintah membuat regualsi yang membatasi para pemburu rente (rent seeker) untuk tidak melakuakan berbagai macam spekulasi.

Selain regulasi, pemerintah harus memiliki instrumen pengendalian harga kebutuhan pokok dan memiliki stok penyangga.

“Dengan itu pemerintah jadi memiliki instrumen stabilisasi harga, sehingga para pelaku bisnis tidak memanfaatkan situasi,” pungkasnya.
(rna)
Berita Terkait
Pekan Kedua Ramadhan,...
Pekan Kedua Ramadhan, Harga Sembako di Sinjai Kembali Naik
Harga Sembako di Kabupaten...
Harga Sembako di Kabupaten Gowa Mulai Merangkak Naik
2 Pekan Jelang Ramadan...
2 Pekan Jelang Ramadan Harga Bahan Pokok di Bandung Melambung
Jelang Ramadhan, Pedagang...
Jelang Ramadhan, Pedagang di Bangka Selatan Diimbau Tak Naikkan Harga
Venna Melinda Terima...
Venna Melinda Terima Keluhan Emak-emak Harga Sembako Mahal
BI Jakarta Pantau Harga...
BI Jakarta Pantau Harga Sembako saat Natal dan Tahun Baru
Berita Terkini
Lippo Karawaci Berkomitmen...
Lippo Karawaci Berkomitmen Mengejar Pertumbuhan Berkelanjutan
13 menit yang lalu
Perkuat Ekosistem Keuangan...
Perkuat Ekosistem Keuangan Digital, MODENA Pay dan MNC Kapital Jalin Kemitraan Strategis
20 menit yang lalu
Kasih Bonus Hari Raya...
Kasih Bonus Hari Raya Driver Ojol dan Kurir Rp50.000, Aplikator Minta Maaf
1 jam yang lalu
Investasi di Tangerang...
Investasi di Tangerang Meningkat, LPKR Luncurkan Produk Hunian dan Komersial
1 jam yang lalu
Trump Melunak Soal Tarif,...
Trump Melunak Soal Tarif, Kurs Rupiah Balik Menguat usai Hampir Ambruk ke Rp17 Ribu
1 jam yang lalu
Konsisten Beri Layanan...
Konsisten Beri Layanan Prima Berbuah Gallup Customer Engagement Empat Tahun Beruntun
2 jam yang lalu
Infografis
Pendapatan Arab Saudi...
Pendapatan Arab Saudi dari Pelaksanaan Haji Rp248,2 Triliun Per Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved