Stok Susut, Harga Minyak Perpanjang Kenaikan

Rabu, 10 Juni 2015 - 09:42 WIB
Stok Susut, Harga Minyak Perpanjang Kenaikan
Stok Susut, Harga Minyak Perpanjang Kenaikan
A A A
SINGAPURA - Minyak mentah berjangka memperpanjang kenaikan pada awal perdagangan hari ini di Asia karena stok minyak mentah AS dan bensin susut lebih dari yang diharapkan dan Administrasi Informasi Energi (EIA) menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak tahun ini.

Minyak mentah berjangka Brent naik 9 sen menjadi USD64,97/barel pada pukul 01.05 GMT atau 08.05 WIB. Sedangkan minyak mentah AS naik 46 sen menjadi USD60,60/barel.

Kenaikan terjadi setelah harga minyak mentah, bensin dan solar melonjak lebih dari 3% pada Selasa karena investor membuat taruhan bahwa stok minyak di AS akan mengalami penurunan mingguan.

"Harga minyak mentah menguat semalam. Stok minyak mingguan AS turun besar 6,7 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan kurang dari 2 juta barel," tulis ANZ Bank dalam sebuah catatannya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (10/6/2015).

Stok bensin mingguan AS juga turun sesuai dengan proyeksi American Petroleum Institute (API), dengan stok bensin jatuh menjadi 3,87 juta barel dibanding pendapat analis yang disurvei Reuters, meningkat 280.000 barel.

Sementara (EIA) akan mengeluarkan data inventaris resmi pada Rabu. EIA pada Selasa telah menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun ini sebanyak 20.000 barel per hari (bph) menjadi 1,25 juta bph.

Di tengah aksi unjuk rasa pekan ini, analis mengatakan bahwa kenaikan signifikan lebih lanjut tidak mungkin terjadi, bahkan harga bisa mulai jatuh lagi akibat kelebihan pasokan global.

ABN Amro menjelaskan, dengan produksi minyak AS masih sekitar level rekor, ditambah OPEC mempertahankan kuota produksi pada 30 juta bph dan indikasi bahwa anggota OPEC dapat meningkatkan produksi, menyebabkan situasi kelebihan pasokan akan tetap lebih lama dari yang diperkirakan.

"Hal ini, dikombinasikan dengan perkiraan kami bahwa menguatnya dolar AS (USD) akan terus memberi tekanan," katanya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9523 seconds (0.1#10.140)