PLTS Dikembangkan untuk Rumah Tangga

Sabtu, 13 Juni 2015 - 10:08 WIB
PLTS Dikembangkan untuk...
PLTS Dikembangkan untuk Rumah Tangga
A A A
JAKARTA - Pemerintah berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di atap-atap perumahan (PLTS rooftop ) di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Untuk tahap awal, PLTS rooftop akan di bangun di setiap bangunan pemerintahan di sejumlah perkotaan. Direktur Aneka Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maritje Hutapea mengatakan, direncanakan PLTS rooftop pertama kali akan dipasang di Istana Presiden, Istana Bogor, Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, dan sejumlah bandar udara di Indonesia timur.

”Kenapa rooftop? Karena kalau memakai lahan di perkotaan itu mahal sekali, sehingga biar ekonomis kita manfaatkan atap bangunan rumah/ gedung,” katanya di Jakarta kemarin. Saat ini proyek PLTS rooftop telah masuk dalam tahap lelang.

Untuk menarik investor, Kementerian ESDM telah menyiapkan dan menyusun fit in tariff . ”Kami sudah susun tarif rooftop, akhir Juli sudah keluar sehingga siapa pun berinvestasi jelas apakah bisa bermanfaat secara ekonomi dan lelang akan diselenggarakan tahun ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut Maritje mengatakan, pembangunan PLTS rooftop di rumah tangga besaran investasinya sekitar USD4-5 per watt peak dengan daya 4 kwh per meter persegi. Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, melalui proyek ini pemerintah mendorong masyarakat memproduksi listrik di rumah mereka sendiri.

Saat ini Kementerian ESDM sedang mengkaji mekanisme fit in tarrif yang akan diterapkan pada PLTS rooftop. ”Ini akan disusun bagaimana bisa membantu supaya lebih menarik secara keekonomian. Tapi sekarang sudah selesai kajian dari regulasi, harga serta bagaimana jual-belinya,” ujarnya.

Untuk memasang PLTS rooftop, investasi yang harus dikeluarkan sekitar USD3.000- 5.000 untuk 1 kilowatt (kw) dengan minimal pemasangan 2.000 sampai 4.000 watt. Meski masih terbilang mahal, dia mengungkapkan, manfaat yang dihasilkan PLTS tersebut cukup besar, meski baru akan terasa dalam jangka panjang.

Nanang wijayanto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0704 seconds (0.1#10.140)