Tata Niaga Bawang Merah Dipangkas

Senin, 15 Juni 2015 - 09:34 WIB
Tata Niaga Bawang Merah Dipangkas
Tata Niaga Bawang Merah Dipangkas
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan memperpendek rantai tata niaga bawang merah untuk menjaga harga agar tetap stabil. Menurutnya, yang membuat harga bawang merah tinggi adalah rantai pasok yang terlalu panjang hingga enam lini.

”Yang kita lakukan ini adalah memperpendek rantai pasok. Biasanya 5-6 lini, ini tinggal dua. Dari petaninya langsung ke Bulog, Bulog serahkan ke pasar. Jadi, ini memperpendek rantai pasokan,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat meninjau Operasi Pasar (OP) yang dilakukan Perum Bulog di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Amran mengatakan, jika rantai pasok panjang, tentu harga akan tinggi. Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan Bulog dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membenahi tata niaga komoditas ini. ”Nanti kerja sama dengan Bulog terkait gudang,” imbuhnya.

Amran juga menjamin harga bawang merah stabil karena pasokan cukup dan akan memasuki puncak panen di Brebes, Jawa Tengah, Juli mendatang. Sebagai strategi dalam menghadapi bulan suci Ramadan, khusus terkait stabilisasi harga bawang merah dan cabai, Kemendag, Bulog, dan Kementan akan menggelar pasar murah di wilayah yang mengalami kenaikan harga yang ekstrem.

Amran berjanji, Kementan bersama Bulog tiap hari akan menyediakan bawang merah sebanyak 100 ton. ”Kami memantau, melihat, menghitung produksi bulan ini 140.000 ton. Bulan depan 120.000ton. Kebutuhan 90.000 ton per tahun. Artinya, bawang merah cukup sampai selesai Lebaran,” ungkapnya.

Guna memasok bawang merah sebanyak itu, tahun ini Kementan telah mengalokasikan anggaran Rp500 miliar untuk menyubsidi harga cabai dan bawang merah. ”Tahun depan naik lagi. Kemudian, kami akan kembangkan bawang merah berdasarkan keunggulan komparatif wilayah, yakni di Brebes, Tapin, Bima, Minahasa, Sulawesi Tengah,” cetusnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono juga menjamin pasokan bawang merah hingga Desember aman. ”Sekarang jadwal yang panen itu Brebes, Nganjuk, Bantul. Sekarang ini yang masuk dari Brebes, tapi dari daerah-daerah potensi seperti Nganjuk, Bima, itu juga panen. Jadi, biasanya produksi panen menyebar ke mana-mana,” katanya.

Spudnik melanjutkan, sebagai penanganan pascapanen agar harga stabil juga akan dilakukan koordinasi dalam memperkuat pengembangan areal tanam. ”Jangan sampai kelebihan produksi harga jadi drop. Itu tentunya ada gudang untuk tunda jual. Tentu saya harus koordinasi dengan Kemendag,” ujarnya.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti sepakat dengan pemerintah memperpendek rantai pasok bawang merah dari petani langsung ke Bulog. ”Kami di Bulog tugasnya hanya satu, bagaimana kami mendampingi pemerintah. Apapun keinginan pemerintah, kami siap hadir,” katanya.

Oktiani endarwati
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5085 seconds (0.1#10.140)