Penjualan Properti Kuartal I Merosot 60%
A
A
A
SEMARANG - Real Estate Indonesia (REI) menyatakan kondisi ekonomi makro Indonesia yang masih lesu menyebabkan penjualan properti merosot. Penjualan properti pada kuartal I/2015 tercatat turun 60%.
"Dari 3.000 anggota REI, selama kuartal I/2015 telah terjadi penurunan penjualan properti sebesar 30-60%," ujar Wakil Ketua Umum REI, Theresia Rustandi saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Dia menilai, selain melambatnya pertumbuhan ekonomi, faktor lainya yaitu menurunnya daya beli masyarakat akibat inflasi dan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), hingga menyebabkan pembelian unit properti menurun drastis.
"Untuk koreksi target penjualan properti itu biasanya terdapat di masing-masing kebijakan pengembang, namun REI masih optimistis ke depan akan lebih baik," tandasnya.
Menurut Theresia, saat ini sejumlah pengembang masih melihat kestabilan bisnis properti setelah melalui Hari Raya Idul Fitri. Jika kondisi pembelian unit properti masih menurun, maka akan ada koreksi target penjualan unit properti hingga akhir 2015.
REI optimistis industri properti akan lebih baik pada semester II/2015. Hal ini didukung dengan mulai terserapnya anggaran belanja negara terutama untuk sektor infrastruktur. Faktor tersebut diharapkan menjadi roda penggerak ekonomi nasional.
"Untuk PHK masih terlalu jauh, karena ke depan kami masih optimis sektor properti akan lebih baik, mengingat belanja infrastruktur sudah mulai cair," tandasnya.
"Dari 3.000 anggota REI, selama kuartal I/2015 telah terjadi penurunan penjualan properti sebesar 30-60%," ujar Wakil Ketua Umum REI, Theresia Rustandi saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Dia menilai, selain melambatnya pertumbuhan ekonomi, faktor lainya yaitu menurunnya daya beli masyarakat akibat inflasi dan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), hingga menyebabkan pembelian unit properti menurun drastis.
"Untuk koreksi target penjualan properti itu biasanya terdapat di masing-masing kebijakan pengembang, namun REI masih optimistis ke depan akan lebih baik," tandasnya.
Menurut Theresia, saat ini sejumlah pengembang masih melihat kestabilan bisnis properti setelah melalui Hari Raya Idul Fitri. Jika kondisi pembelian unit properti masih menurun, maka akan ada koreksi target penjualan unit properti hingga akhir 2015.
REI optimistis industri properti akan lebih baik pada semester II/2015. Hal ini didukung dengan mulai terserapnya anggaran belanja negara terutama untuk sektor infrastruktur. Faktor tersebut diharapkan menjadi roda penggerak ekonomi nasional.
"Untuk PHK masih terlalu jauh, karena ke depan kami masih optimis sektor properti akan lebih baik, mengingat belanja infrastruktur sudah mulai cair," tandasnya.
(dmd)