Kementan Tegaskan Tidak Ada Bawang Merah Impor
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono menyatakan, sampai saat ini belum ada impor bawang merah, jika pun ada, Kementan menyatakan bawang merah tersebut ilegal.
"Kemarin saya cek, ada enggak dari Filipina, Vietnam? Saya cek enggak ada dan yang jelas enggak impor. Kalaupun ada ilegal, namanya usaha ada yang legal dan ilegal," ujarnya di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Spudnik menuturkan, sampai saat ini bawang merah lokal merupakan bawang yang paling disukai ibu rumah tangga Indonesia. Dari segi rasa dan kesegaran, berbeda jauh dengan bawang impor.
"Tapi tetap bawang lokal menjadi primadona, ibu rumah tangga lebih suka, lebih fresh. Baru, langsung dibawa kemari," papar dia.
Untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan sehingga meminimalisir impor, pihaknya akan lakukan operasi ke 12 pasar ritel yang ada di Jakarta. Ini upaya untuk menjaga harga bahan-bahan kebutuhan pokok seiring meningkatnya permintaan menjelang puasa.
"Saya baru rapat kemarin dengan Bulog, setiap hari kita lakukan operasi pasar. Dalam tahapan ini ada di 12 pasar ritel. Lokasi-lokasi yang sudah kita investarisir yang kira-kira harga bawangnya dan beberapa kebutuhan pokoknya agak mahal, kita masuk kesana," ujar Spudnik.
Operasi pasar, sebut Spudnik, dilakukan di Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Palmerah, Cikini, Kampung Bahari, Kalibaru, Grogol, Kramat Jati, Jatinega, Rawasari, Klender dan Pasar Depok.
Baca juga:
Keran Impor Cabai dan Bawang Belum Akan Dibuka
Harga Bawang Merah Naik, Kementan Bantah Ada Mafia
Harga Bawang Merah Turun Pascaoperasi Pasar
"Kemarin saya cek, ada enggak dari Filipina, Vietnam? Saya cek enggak ada dan yang jelas enggak impor. Kalaupun ada ilegal, namanya usaha ada yang legal dan ilegal," ujarnya di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Spudnik menuturkan, sampai saat ini bawang merah lokal merupakan bawang yang paling disukai ibu rumah tangga Indonesia. Dari segi rasa dan kesegaran, berbeda jauh dengan bawang impor.
"Tapi tetap bawang lokal menjadi primadona, ibu rumah tangga lebih suka, lebih fresh. Baru, langsung dibawa kemari," papar dia.
Untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan sehingga meminimalisir impor, pihaknya akan lakukan operasi ke 12 pasar ritel yang ada di Jakarta. Ini upaya untuk menjaga harga bahan-bahan kebutuhan pokok seiring meningkatnya permintaan menjelang puasa.
"Saya baru rapat kemarin dengan Bulog, setiap hari kita lakukan operasi pasar. Dalam tahapan ini ada di 12 pasar ritel. Lokasi-lokasi yang sudah kita investarisir yang kira-kira harga bawangnya dan beberapa kebutuhan pokoknya agak mahal, kita masuk kesana," ujar Spudnik.
Operasi pasar, sebut Spudnik, dilakukan di Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Palmerah, Cikini, Kampung Bahari, Kalibaru, Grogol, Kramat Jati, Jatinega, Rawasari, Klender dan Pasar Depok.
Baca juga:
Keran Impor Cabai dan Bawang Belum Akan Dibuka
Harga Bawang Merah Naik, Kementan Bantah Ada Mafia
Harga Bawang Merah Turun Pascaoperasi Pasar
(izz)