Mandiri Tambah Likuiditas Pembiayaan Jelang Lebaran
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) rencananya akan menambah likuiditas pembiayaan konsumsi menjelang hari raya Lebaran meskipun kondisi rasio gross non-performing loan (NPL) perusahaan naik pada kuartal I 2015. Saat ini, gross NPL Bank Mandiri pada kuartal I mencapai 2,27%, atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan besaran 2,07%.
Untuk pembiayaan sendiri, sampai akhir tahun (2015) gross NPL perusahaan ditargetkan di angka 2%. Melihat profil risiko pembiayaan, perusahaan menyatakan akan membatasi kredit konsumsi hingga USD2 juta dan Rp18 triliun selama Ramadan.
"Kita sedang siapkan kebutuhan likuiditas untuk Lebaran kendati NPL meningkat. Jadi, dalam situasi ini, walaupun secara jangka panjang kita percaya ekonomi akan membaik, tapi kita juga perlu hati-hati," terang Direktur Manajemen Resiko dan Kepatuhan Bank Mandiri, Ogi Prastomiyono di Jakarta, Jumat (19/6/2015).
Adanya pertumbuhan sektor pembiayaan konsumen pada Ramadan diharapkan bisa menambah porsi pembiayaan di dalam portfolio perusahaan. Porsi pembiayaan konsumen perusahaan pada kuartal I 2015 mencapai 13%, sedangkan target porsi pembiayaan konsumen perusahaan hingga akhir tahun diharapkan bisa mencapai 45%.
"Menariknya, masyarakat Indonesia yang melakukan spending untuk handphone dan prepaid card sangat besar. Jadi, kami harap pertumbuhan itu bisa terjadi hingga akhir tahun," pungkasnya.
Untuk pembiayaan sendiri, sampai akhir tahun (2015) gross NPL perusahaan ditargetkan di angka 2%. Melihat profil risiko pembiayaan, perusahaan menyatakan akan membatasi kredit konsumsi hingga USD2 juta dan Rp18 triliun selama Ramadan.
"Kita sedang siapkan kebutuhan likuiditas untuk Lebaran kendati NPL meningkat. Jadi, dalam situasi ini, walaupun secara jangka panjang kita percaya ekonomi akan membaik, tapi kita juga perlu hati-hati," terang Direktur Manajemen Resiko dan Kepatuhan Bank Mandiri, Ogi Prastomiyono di Jakarta, Jumat (19/6/2015).
Adanya pertumbuhan sektor pembiayaan konsumen pada Ramadan diharapkan bisa menambah porsi pembiayaan di dalam portfolio perusahaan. Porsi pembiayaan konsumen perusahaan pada kuartal I 2015 mencapai 13%, sedangkan target porsi pembiayaan konsumen perusahaan hingga akhir tahun diharapkan bisa mencapai 45%.
"Menariknya, masyarakat Indonesia yang melakukan spending untuk handphone dan prepaid card sangat besar. Jadi, kami harap pertumbuhan itu bisa terjadi hingga akhir tahun," pungkasnya.
(dmd)