Properti,Instrumen Investasi Cantik

Rabu, 24 Juni 2015 - 06:59 WIB
Properti,Instrumen Investasi...
Properti,Instrumen Investasi Cantik
A A A
Di tengah perlambatan ekonomi yang hanya tumbuh 4,71% per kuartal I/2015 jauh lebih rendah 5,14% per kuartal I/2014, kita terkadang bingung mau investasi ke mana dengan dana terbatas.

Bagaimana kiatnya supaya investasi makin gemerincing ? Untuk mengantisipasi krisis yang terus mengaum, pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi pada 2015 dari 5,7% menjadi 5,4%. Bank Indonesia (BI) juga merevisi pertumbuhan ekonomi dari kisaran 5,4%-5,8% menjadi 5,0%-5,4% pada 2015. Apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia terlalu kecil? Cermati pertumbuhan ekonomi negara ASEAN lainnya, Vietnam 6,03%, Malaysia 5,60%, dan Filipina 5,20%, Thailand 3,00%, dan Singapura 2,60%.

Aneka Pertimbangan

Faktor apa saja yang patut dipertimbangkan dalam menentukan investasi? Pertama , menentukan profil risiko (risk profile ). Sebelumnya, kita harus mampu mengenali profil risiko kita. Apakah kita termasuk berani mengambil risiko (risk taker ), sedang-sedang saja, atau kurang berani mengambil risiko (risk averse )? Kedua , mengenal produk dan jasa.

Setelah mengetahui profil risiko, kita juga wajib mengenal produk atau jasa investasi dengan baik. Artinya, kita harus memahami madu (manfaat) dan racun (potensi risiko) produk dan jasa yang bakal kita peluk. Dalam berinvestasi, dikenal pepatah high risk high return. Semakin tinggi imbal hasil, semakin tinggi risikonya. Untuk meningkatkan pengetahuan investasi, Anda perlu rajin membaca buku-buku manajemen risiko, kiat investasi yang jitu dan perencanaan keuangan.

Anda juga dianjurkan untuk mengikuti berbagai pelatihan investasi untuk lebih mengenal jeroan tiap-tiap instrumen investasi. Ketiga , menetapkan jumlah dana investasi. Dari awal, kita sebaiknya tidak perlu rakus (greedy ) dalam berinvestasi. Oleh karena itu, dana yang akan kita investasikan sudah selayaknya bukan dana untuk memenuhi keperluan seharihari, melainkan dana lebih (excess fund ). Sebut saja, tabungan yang telah kita sisihkan bertahun-tahun, tunjangan hari raya (THR), bonus tahunan, dan atau dana warisan.

Ingat bahwa banyak perusahaan seperti bank papan atas yang rela hati membagi bonus hingga lima kali gaji bersih. Kalau gaji Anda Rp15 juta, Anda bisa mengantongi bonus Rp75 juta. Anda tidak perlu mengivestasikan 100% dana lebih itu, namun cukup 60%-75%. Sisanya 25%-40% untuk berjaga-jaga untuk keperluan mendadak dan penting, misalnya harus menjenguk orang tua yang sedang sakit keras di kampung halaman. Keempat , memilih instrumen investasi.

Dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut, Anda kini dapat mulai memilih instrumen investasi. Kembali ke profil risiko. Kalau termasuk risk averse , sudah barang tentu jangan memilih saham. Jenis investasi saham itu memiliki potensi risiko tinggi mengingat saham itu sangat fluktuatif (volatile ). Saham itu juga merupakan instrumen investasi jangka panjang sekitar lima hingga 10 tahun ke depan. Dengan bahasa lebih lugas, investasi saham cocok dengan Anda yang berprofil risiko risk taker .

Sesungguhnya, banyak instrumen investasi bagi Anda yang memiliki profil risiko sedang-sedang saja atau bahkan risk averse . Ambil contoh, deposito. Berapa tinggi suku bunga rata-rata deposito menurut kelompok bank? Statistik Perbankan Indonesia yang terbit 15 Mei 2015 menunjukkan bahwa suku bunga rata-rata deposito kelompok bank persero mencapai 7,98% lebih rendah daripada rata-rata industri 8,38% per Maret 2015 untuk tenor satu bulan.

Suku bunga rata-rata deposito kelompok bank persero itu lebih rendah daripada kelompok bank pembangunan daerah (BPD) 8,26%, kelompok bank campuran 8,51%, kelompok bank umum swasta nasional (BUSN) devisa 8,64% dan kelompok BUSN nondevisa 9,17%. Namun, angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok bank asing 6,52%. Anda tinggal pilih. Namun, ingat bahwa bunga deposito Anda akan dikenakan pajak deposito 20% dan tergerus inflasi yang kini bertengger tinggi 7,15% per Mei 2015.

Anda juga dapat memilih reksa dana berbasis pasar uang yang dapat dikatakan paling kecil potensi risikonya. Ini cocok bagi investor hijau atau pemula. Berikutnya, reksa dana berbasis pendapatan tetap (fixed income ) dengan imbal hasil yang relatif lebih tinggi.

Properti Investasi Menjanjikan

Hal yang tak kalah menarik dan menantang adalah memeluk properti sebagai instrumen investasi yang menjanjikan keuntungan cukup tinggi hingga tinggi. Kalau saham itu bisa membubung tinggi dalam waktu dekat. Sebaliknya, saham juga dapat terjun bebas dalam waktu singkat sehingga nilai investasi bisa mendekati nol. Untungnya, properti tidak mempunyai karakter fluktuasi seperti itu.

Bahkan, properti dapat dikatakan sebagai satu instrumen investasi yang tidak pernah menurun nilainya. Kecuali ada hal-hal yang tidak bisa kita hindari seperti terkena penggusuran untuk pembangunan jalan tol. Namun, Anda jangan lupa untuk melakukan mitigasi risiko.

Bagaimana seninya? Anda tinggal mengasuransikan properti dari potensi risiko kebakaran, kebanjiran atau terkena gempa. Alhasil, pendapatan sampingan tetap mengalir deras sebaliknya potensi risiko tertekan lebih rendah. Wow!

Paul Sutaryono
Pengamat Perbankan, mantan Assistant Vice President BNI & alumnus MM-UGM
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0726 seconds (0.1#10.140)