Menggeliatnya Properti di Sulawesi Utara
A
A
A
Kota Manado di Sulawesi Utara merupakan salah satu kawasan yang mulai menggeliat perkembangan propertinya di Indonesia Timur. Beberapa proyek seperti hunian rumah tapak, ruko, hotel, apartemen, bahkan superblok telah meramaikan wajah kota di utara Sulawesi ini.
Pertumbuhan properti di Kota Manado, kian pesat saja. Apalagi dengan adanya rencana pemerintah untuk membangun sebanyak 11 megaproyek di Provinsi Sulawesi Utara.
Dampaknya sudah dapat dibayangkan, geliat properti dan berbagai sektor industri lain semakin terasa. Ke-11 proyek skala besar yang akan dibangun itu, di antaranya pembangunan jalan tol Manado-Bitung sepanjang 39 kilometer, pelabuhan Bitung, perpanjangan landasan pacu bandara internasional Sam Ratulangi, dan jalan Boulevard II di Kota Manado, serta pelabuhan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Di samping itu, ada juga pembangunan pelabuhan Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud, bendungan multifungsi Kuwil Kabupaten Minahasa Utara, sekolah pelayaran di Kabupaten Minahasa Selatan, pengembangan pangkalan udara Sam Ratulangi, bandara Kabupaten Bolaang Mongondow, bandara Miangas di Kabupaten Kepulauan Talaud, serta bandara Pihise di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Tak heran, banyak pengembang kelas kakap yang mulai melirik Manado sebagai kawasan jajahannya.
Di antaranya yang terbaru adalah Lippo Group. Setelah meluncurkan apartemen Monaco Suites di proyek Monaco Bay beberapa waktu lalu, Lippo Group, melalui Lippo Homes, kembali menggarap proyek properti anyar bernama Holland Village Manado. Ivan Budiono, Chief Executive Officer Lippo Homes menjelaskan, proyek dengan luas lahan 11,6 hektare tersebut dibangun dengan investasi Rp1,3 triliun.
“Total pengembangan Holland Village Manado sebesar 220.000 meter persegi, terdiri atas kompleks residensial sebesar 80.000 meter persegi dan fasilitas penunjang 140.000 meter persegi,” katanya. Sementara proses serah terima unit akan dimulai awal 2017. Hendry menambahkan, proyek yang berada di kawasan Paniki- Kairagi ini tergolong strategis karena hanya berjarak lima menit dari Bandara Sam Ratulangi. Infrastruktur kawasan ini semakin lengkap saat jalan tol Manado- Bitung yang tengah dibangun rampung.
“Daerah ini juga akan menjadi CBD (central business district ) Manado. Bahkan, Pemkot Manado akan membangun kantor di kawasan ini,” tukasnya. Selain Holland Village Manado, Lippo Homes, memiliki tiga proyek lain di Manado, yakni Hotel Aryaduta, Lippo Plaza, dan Monaco Bay. Adapun PT AKR Land Development, menggelontorkan dana Rp3 triliun untuk membangun kota mandiri dan pusat bisnis di Manado.
“Kami telah menyiapkan lahan 300 hektare lebih di Manado untuk pembangunan central business district (CBD),” kata Managing Director AKR Land Development Widijanto beberapa waktu lalu. Pada tahap pertama, AKR akan membangun kota mandiri bernama Grand Kawanua International City seluas 180 hektare. Widijanto mengatakan, nilai investasi untuk proyek ini mencapai Rp1 triliun.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Manado cukup pesat. Jumlah wisatawan asing pun terus meningkat secara signifikan. Hal ini membuat kawasan Manado cocok dijadikan kota mandiri dan pusat bisnis. “Kami ingin Kawanua menjadi kota mandiri seperti Bumi Serpong Damai di Tangerang,” ujar Widijanto.
Rendra hanggara
Pertumbuhan properti di Kota Manado, kian pesat saja. Apalagi dengan adanya rencana pemerintah untuk membangun sebanyak 11 megaproyek di Provinsi Sulawesi Utara.
Dampaknya sudah dapat dibayangkan, geliat properti dan berbagai sektor industri lain semakin terasa. Ke-11 proyek skala besar yang akan dibangun itu, di antaranya pembangunan jalan tol Manado-Bitung sepanjang 39 kilometer, pelabuhan Bitung, perpanjangan landasan pacu bandara internasional Sam Ratulangi, dan jalan Boulevard II di Kota Manado, serta pelabuhan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Di samping itu, ada juga pembangunan pelabuhan Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud, bendungan multifungsi Kuwil Kabupaten Minahasa Utara, sekolah pelayaran di Kabupaten Minahasa Selatan, pengembangan pangkalan udara Sam Ratulangi, bandara Kabupaten Bolaang Mongondow, bandara Miangas di Kabupaten Kepulauan Talaud, serta bandara Pihise di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Tak heran, banyak pengembang kelas kakap yang mulai melirik Manado sebagai kawasan jajahannya.
Di antaranya yang terbaru adalah Lippo Group. Setelah meluncurkan apartemen Monaco Suites di proyek Monaco Bay beberapa waktu lalu, Lippo Group, melalui Lippo Homes, kembali menggarap proyek properti anyar bernama Holland Village Manado. Ivan Budiono, Chief Executive Officer Lippo Homes menjelaskan, proyek dengan luas lahan 11,6 hektare tersebut dibangun dengan investasi Rp1,3 triliun.
“Total pengembangan Holland Village Manado sebesar 220.000 meter persegi, terdiri atas kompleks residensial sebesar 80.000 meter persegi dan fasilitas penunjang 140.000 meter persegi,” katanya. Sementara proses serah terima unit akan dimulai awal 2017. Hendry menambahkan, proyek yang berada di kawasan Paniki- Kairagi ini tergolong strategis karena hanya berjarak lima menit dari Bandara Sam Ratulangi. Infrastruktur kawasan ini semakin lengkap saat jalan tol Manado- Bitung yang tengah dibangun rampung.
“Daerah ini juga akan menjadi CBD (central business district ) Manado. Bahkan, Pemkot Manado akan membangun kantor di kawasan ini,” tukasnya. Selain Holland Village Manado, Lippo Homes, memiliki tiga proyek lain di Manado, yakni Hotel Aryaduta, Lippo Plaza, dan Monaco Bay. Adapun PT AKR Land Development, menggelontorkan dana Rp3 triliun untuk membangun kota mandiri dan pusat bisnis di Manado.
“Kami telah menyiapkan lahan 300 hektare lebih di Manado untuk pembangunan central business district (CBD),” kata Managing Director AKR Land Development Widijanto beberapa waktu lalu. Pada tahap pertama, AKR akan membangun kota mandiri bernama Grand Kawanua International City seluas 180 hektare. Widijanto mengatakan, nilai investasi untuk proyek ini mencapai Rp1 triliun.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Manado cukup pesat. Jumlah wisatawan asing pun terus meningkat secara signifikan. Hal ini membuat kawasan Manado cocok dijadikan kota mandiri dan pusat bisnis. “Kami ingin Kawanua menjadi kota mandiri seperti Bumi Serpong Damai di Tangerang,” ujar Widijanto.
Rendra hanggara
(ars)