Utang Indonesia hingga Mei 2015 Tembus Rp2.845 T

Rabu, 24 Juni 2015 - 17:21 WIB
Utang Indonesia hingga Mei 2015 Tembus Rp2.845 T
Utang Indonesia hingga Mei 2015 Tembus Rp2.845 T
A A A
JAKARTA - Posisi utang Indonesia pada periode Januari 2010-Mei 2015 tembus di angka Rp2.845,25 triliun atau dalam presentasi 24,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Total utang pemerintah naik lebih dari Rp64 triliun dibandingkan realisasi hingga April lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan dan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengungkapkan, angka ini mengalami kenaikan Rp64,28 triliun dari posisi total utang periode Januari-April 2015 yang mencapai Rp2.780,97 triliun.

Dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS), utang pemerintah pusat hingga Mei 2015 ini setara dengan USD215,22 miliar.

"Terhadap PDB Indonesia sebesar Rp11.000 triliun, rasio utangnya masih 24,7%. Rasio ini masih terbilang cukup aman, ini karena ambang batas rasio utang yang susah dimanej atau kurang aman sebesar 60%," ujar Robert dalam Rapat Panja Defisit, Pembiayaan di Gedung Banggar DPR, Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Dia kembali merinci bahwa total utang pemerintah pusat yang sebesar Rp2.843,25 triliun ini terdiri dari total pinjaman Rp691,66 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) Rp2.151,58 triliun sepanjang Januari-Mei 2015.

Masing-masing, terdiri dari pinjaman luar negeri Rp688,31 triliun (24%), pinjaman bilateral Rp338,21 triliun (12%), pinjaman multilateral Rp303,66 triliun (11%). Pinjaman lainnya, yakni pinjaman komersial Rp46,35 triliun (2%), pinjaman suplier Rp0,20 triliun (0%), serta pinjaman dalam negeri Rp3,35 triliun (0%).

Kemudian untuk realisasi SBN sampai dengan bulan kelima ini menembus Rp2.151,58 triliun atau 76% dari target. Meliputi, SBN dalam denominasi valuta asing (valas) sebesar Rp54,77 triliun (19%) dan dalam bentuk rupiah Rp1.602,81 triliun (56%).

"Paling utama di sini adalah, kita jaga utang dalam batas aman. Jangan sampai banyak jatuh tempo yang sifatnya mendadak. Untuk porsi pinjaman jangan banyak mata uang asing karena kalau ada pelemahan kurs bisa membengkak. Jadi, mesti tambah porsi domestik," tandas Robert.

Baca juga:

Ini Penjelasan BI Soal Utang RI ke IMF

Jawab SBY, Istana Sebut RI Kembali Utang ke IMF 2009

Menkeu Nilai Wajar RI Pinjam Duit ke World Bank
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7939 seconds (0.1#10.140)