Ekonomi Lesu Tak Berarti Daya Beli Masyarakat Turun

Rabu, 24 Juni 2015 - 17:56 WIB
Ekonomi Lesu Tak Berarti Daya Beli Masyarakat Turun
Ekonomi Lesu Tak Berarti Daya Beli Masyarakat Turun
A A A
BANDUNG - Perlambatan ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada triwulan I hingga pertengahan triwulan II/2015 tidak otomatis menunjukkan penurunan daya beli masyarakat. Namun, lebih pada ketidakpastian kondisi ekonomi global sehingga menyebabkan masyarakat menahan konsumsi.

Selain itu, realisasi belanja pemerintah yang sejauh ini baru mencapai 20%. Hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat (KPwBI Prov Jabar), perekonomian Jabar triwulan I/2015 mengalami perlambatan dibandingkan triwulan IV/2014.

Tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan I/2015 sebesar -12,53% lebih rendah dibandingkan triwulan IV/2014 sebesar 12,96%.

"Perlambatan usaha terjadi pada sektor industri pengolahan, perdagangan dan restoran, pertambangan, dan bangunan," ujar Kepala KPwBI Prov Jabar Rosmaya Hadi kepada wartawan di Gedung BI Jabar, Bandung, Rabu (24/6/2015).

Perlambatan perekonomian berpengaruh terhadap perlambatan penjualan properti residensial. Tercermin pada laju penyaluran KPR yang menjadi sumber pembiayaan utama bagi pembelian rumah.

Dari sisi perkembangan properti komersial, pada triwulan I/2015 pasokan seluruh properti komersial sewa maupun jual di Kota Bandung tidak mengalami perubahan dibanding triwulan sebelumnya. Tingkat hunian dari seluruh segmen properti komersial sewa di Kota Bandung mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya. "Penurunan tertinggi terjadi pada hotel sebesar 26,13% (qtq)," ucapnya.

Peningkatan justru terjadi pada tingkat penjualan properti komersial dengan peningkatan penjualan tertinggi terjadi pada segmen apartemen strata sebesar 3,1% (qtq). "Ke depan, pelaku usaha meyakini penyerapan tenaga kerja dan investasi diperkirakan akan membaik mulai akhir triwulan II/2015. Seiring meningkatnya order industri pengolahan dan PHR untuk memenuhi peningkatan permintaan memasuki Ramadan dan Lebaran serta meningkatnya belanja pemerintah," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Finansial dan Ekonomi KPwBI Prov Jabar Wahyu Ari Wibowo menerangkan, kondisi perekonomian di Jabar secara umum masih hati-hati. Optimisme masyarakat mulai menunjukkan peningkatan, makanya harus dijaga dengan kebijakan tepat yang tidak menimbulkan penurunan ekspektasi.

Dia mengatakan, baik faktor eksternal seperti perekonomian global, nilai tukar maupun faktor domestik seperti perubahan kebijakan pemerintah, kondisi politik, akselerasi realisasi anggaran pemerintah sangat berpengaruh pada optimisme masyarakat.

Momentum mulai tumbuhnya keyakinan masyarakat ini harus dijaga dengan baik. "Apalagi di Jabar yang merupakan ekonomi terbesar nomor tiga secara nasional dengan mayoritas industri ada di sini. Share sektor industri sangat besar, mencapai 40%," katanya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8885 seconds (0.1#10.140)