Perbankan Yunani Tetap Buka
A
A
A
ATHENA - Politisi senior Yunani meminta warga tetap tenang dan menjamin perbankan akan tetap buka. Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM) Yunani Alexis Tsipras mengumumkan referendum untuk ketentuan bailout.
Para nasabah di Yunani menarik miliaran euro dari berbagai bank di negara itu dalam beberapa hari terakhir karena khawatir Athena menerapkan kontrol modal selama krisis. Saat ini Yunani mendekati batas waktu pembayaran kembali utang dan dikhawatirkan mengalami gagal bayar (default) yang bisa mengakibatkan negara itu keluar dari zona euro.
Kemarin pagi antrean panjang terlihat di depan mesinmesin penarikan uang (ATM) di berbagai lokasi di Athena. Hingga siang kemarin puluhan orang masih antre di depan kantor cabang Piraeus Bank di Athena pusat. Meskipun sangat langka, ada banyak warga Yunani yang tidak menggunakan kartu debit datang ke bank pada hari Sabtu.
Eksekutif senior di Piraeus menjelaskan, pihaknya akan membuka kantor cabang tapi mempertimbangkan masalah keamanan karena adanya antrean panjang. ”Warga tidak perlu khawatir, tidak ada pemerasan. Perbankan tidak akan tutup. ATM akan memiliki uang tunai. Semua ini berlebihan,” ujar Panos Kammenos, kepala koalisi pemerintahan, dikutip kantor berita Reuters.
Pernyataan itu muncul setelah Tsipras menyerukan referendum mengenai permintaan penghematan dari para kreditor. Dia menolak permintaan para kreditor yang dia sebut sebagai ultimatum. Langkah menggelar referendum ini merupakan upaya terakhir dalam negosiasi lima bulan antara Yunani dan para kreditor.
Banyak perbankan di Yunani yang biasanya tutup pada Sabtu tapi membuka satu atau dua kantornya selama beberapa jam. ”Bank Sentral Yunani melakukan langkah besar untuk tetap mengisi ATM-ATM dengan uang tunai,” kata seorang pejabat Bank Sentral Yunani. Setelah sepekan perundingan di Brussels, Tsipras menolak proposal para kreditor sebagai pemerasan sebelum terbang ke Athena untuk bertemu para menteri kabinetnya.
Setelah dini hari, dia muncul di televisi mengumumkan rencana referendum pada 5 Juli. Anggota kabinet menyatakan, mereka yakin warga Yunani akan memilih tidak dan menolak persyaratan bailout . Kondisi ini membuka pertanyaan apakah negara itu memiliki pilihan selain keluar dari zona euro. Ada berbagai reaksi warga atas pengumuman referendum tersebut.
Para politisi, surat kabar, dan warga Yunani menganggap para kreditor berupaya mengubah Yunani menjadi koloni. ”Referendum saya pikir penting untuk mengirim pesan pada warga Eropa bahwa rakyat Yunani bukan budak, kami tidak lagi berada dalam pendudukan dan saya harap mereka akan mempertimbangkan suara keras Tidak,” tutur Elias Papachadzis, 49, warga Athena.
Pendapat lain mengecam Tsipras yang menempatkan Yunani dan Eropa saling berbenturan. ”Dengan pidato dini hari, perdana menteri membebani rakyat dengan tanggung jawab atas kegagalan besarnya dengan mengumumkan referendum pada 5 Juli,” tulis surat kabar Eleftheros Typos dalam komentar editorial halaman pertama.
Parlemen Yunani menggelar pertemuan untuk menyetujui rencana referendum tersebut, beberapa saat sebelum para menteri keuangan zona euro bertemu di Brussels untuk membahas tawaran bantuan dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF). Pejabat Eropa menyatakan, para menteri akan membahas ”Rencana B” untuk bersiap mengurangi dampak buruk krisis itu terhadap perbankan Yunani dan negara-negara di zona euro.
Sementara, aktivitas bisnis zona euro meningkat tajam pada Juni, mencapai level tertinggi dalam lebih empat tahun. Para analis menyatakan pemulihan ekonomi lebih baik dibandingkan perkiraan kendati ada krisis Yunani. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Output Index /PMI) yang disusun Markit sebesar 54,1 poin pada Juni, naik dari 53,6 pada Mei, kinerja terbaik sejak Mei 2011.
Data di atas 50 menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Sebanyak 19 negara zona euro mengalami pemulihan mantap tapi moderat selama 18 bulan terakhir seiring kekhawatiran Yunani dapat mengalami gagal bayar utang dan keluar dari zona euro. ”Data terbaru menunjukkan ekonomi zona euro lebih baik dibandingkan proyeksi, dengan seluruh pertumbuhan pada kuartal II/2015 tampaknya sesuai dengan kuartal I/2015 sebesar 0,4%,” ungkap Kepala Ekonom Markit Chris Williamson, dikutip kantor berita AFP .
Itu akan memberi peningkatan setahun penuh 2%, kinerja yang membanggakan setelah mengalami penurunan. ”Meskipun ada awan krisis utang Yunani yang menggantung di atas kawasan itu, zona euro mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi,” tutur Williamson. ”Ketidakpastian itu tercipta oleh eskalasi terbaru krisis Yunani yang tampaknya mengurangi momentum pertumbuhan lapangan kerja.
Meski demikian, tenaga kerja pada kuartal II/2015 secara keseluruhan tetap menunjukkan peningkatan terbesar selama empat tahun yang menunjukkan ekonomi zona euro tetap baik,” papar Williamson. Markit menyatakan, indeks untuk sektor jasa yang mencakup dua per tiga aktivitas ekonomi, naik menjadi 54,4 poin pada Juni dari 53,8 pada Mei. Adapun, manufaktur menunjukkan pertumbuhan lebih moderat menjadi 52,5 dari 52,2.
Syarifudin
Para nasabah di Yunani menarik miliaran euro dari berbagai bank di negara itu dalam beberapa hari terakhir karena khawatir Athena menerapkan kontrol modal selama krisis. Saat ini Yunani mendekati batas waktu pembayaran kembali utang dan dikhawatirkan mengalami gagal bayar (default) yang bisa mengakibatkan negara itu keluar dari zona euro.
Kemarin pagi antrean panjang terlihat di depan mesinmesin penarikan uang (ATM) di berbagai lokasi di Athena. Hingga siang kemarin puluhan orang masih antre di depan kantor cabang Piraeus Bank di Athena pusat. Meskipun sangat langka, ada banyak warga Yunani yang tidak menggunakan kartu debit datang ke bank pada hari Sabtu.
Eksekutif senior di Piraeus menjelaskan, pihaknya akan membuka kantor cabang tapi mempertimbangkan masalah keamanan karena adanya antrean panjang. ”Warga tidak perlu khawatir, tidak ada pemerasan. Perbankan tidak akan tutup. ATM akan memiliki uang tunai. Semua ini berlebihan,” ujar Panos Kammenos, kepala koalisi pemerintahan, dikutip kantor berita Reuters.
Pernyataan itu muncul setelah Tsipras menyerukan referendum mengenai permintaan penghematan dari para kreditor. Dia menolak permintaan para kreditor yang dia sebut sebagai ultimatum. Langkah menggelar referendum ini merupakan upaya terakhir dalam negosiasi lima bulan antara Yunani dan para kreditor.
Banyak perbankan di Yunani yang biasanya tutup pada Sabtu tapi membuka satu atau dua kantornya selama beberapa jam. ”Bank Sentral Yunani melakukan langkah besar untuk tetap mengisi ATM-ATM dengan uang tunai,” kata seorang pejabat Bank Sentral Yunani. Setelah sepekan perundingan di Brussels, Tsipras menolak proposal para kreditor sebagai pemerasan sebelum terbang ke Athena untuk bertemu para menteri kabinetnya.
Setelah dini hari, dia muncul di televisi mengumumkan rencana referendum pada 5 Juli. Anggota kabinet menyatakan, mereka yakin warga Yunani akan memilih tidak dan menolak persyaratan bailout . Kondisi ini membuka pertanyaan apakah negara itu memiliki pilihan selain keluar dari zona euro. Ada berbagai reaksi warga atas pengumuman referendum tersebut.
Para politisi, surat kabar, dan warga Yunani menganggap para kreditor berupaya mengubah Yunani menjadi koloni. ”Referendum saya pikir penting untuk mengirim pesan pada warga Eropa bahwa rakyat Yunani bukan budak, kami tidak lagi berada dalam pendudukan dan saya harap mereka akan mempertimbangkan suara keras Tidak,” tutur Elias Papachadzis, 49, warga Athena.
Pendapat lain mengecam Tsipras yang menempatkan Yunani dan Eropa saling berbenturan. ”Dengan pidato dini hari, perdana menteri membebani rakyat dengan tanggung jawab atas kegagalan besarnya dengan mengumumkan referendum pada 5 Juli,” tulis surat kabar Eleftheros Typos dalam komentar editorial halaman pertama.
Parlemen Yunani menggelar pertemuan untuk menyetujui rencana referendum tersebut, beberapa saat sebelum para menteri keuangan zona euro bertemu di Brussels untuk membahas tawaran bantuan dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF). Pejabat Eropa menyatakan, para menteri akan membahas ”Rencana B” untuk bersiap mengurangi dampak buruk krisis itu terhadap perbankan Yunani dan negara-negara di zona euro.
Sementara, aktivitas bisnis zona euro meningkat tajam pada Juni, mencapai level tertinggi dalam lebih empat tahun. Para analis menyatakan pemulihan ekonomi lebih baik dibandingkan perkiraan kendati ada krisis Yunani. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Output Index /PMI) yang disusun Markit sebesar 54,1 poin pada Juni, naik dari 53,6 pada Mei, kinerja terbaik sejak Mei 2011.
Data di atas 50 menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Sebanyak 19 negara zona euro mengalami pemulihan mantap tapi moderat selama 18 bulan terakhir seiring kekhawatiran Yunani dapat mengalami gagal bayar utang dan keluar dari zona euro. ”Data terbaru menunjukkan ekonomi zona euro lebih baik dibandingkan proyeksi, dengan seluruh pertumbuhan pada kuartal II/2015 tampaknya sesuai dengan kuartal I/2015 sebesar 0,4%,” ungkap Kepala Ekonom Markit Chris Williamson, dikutip kantor berita AFP .
Itu akan memberi peningkatan setahun penuh 2%, kinerja yang membanggakan setelah mengalami penurunan. ”Meskipun ada awan krisis utang Yunani yang menggantung di atas kawasan itu, zona euro mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi,” tutur Williamson. ”Ketidakpastian itu tercipta oleh eskalasi terbaru krisis Yunani yang tampaknya mengurangi momentum pertumbuhan lapangan kerja.
Meski demikian, tenaga kerja pada kuartal II/2015 secara keseluruhan tetap menunjukkan peningkatan terbesar selama empat tahun yang menunjukkan ekonomi zona euro tetap baik,” papar Williamson. Markit menyatakan, indeks untuk sektor jasa yang mencakup dua per tiga aktivitas ekonomi, naik menjadi 54,4 poin pada Juni dari 53,8 pada Mei. Adapun, manufaktur menunjukkan pertumbuhan lebih moderat menjadi 52,5 dari 52,2.
Syarifudin
(bbg)