GIIAS Promosikan Transportasi Cerdas
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendorong industri automotif menciptakan cara cerdas berkendara dengan memanfaatkan teknologi terbarukan melalui pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).
Sesuai tema yang diusung dalam pameran automotif yang akan berlangsung 20-30 Agustus 2015 di ICE BSD City tersebut, yakni ”Smart Mobility for the Future”, Gaikindo juga ingin mendorong masyarakat semakin cerdas dalam bertransportasi melalui kendaraan pintar yang hemat energi, ramah lingkungan, dan mengusung standar keselamatan berkendara.
”Melalui GIIAS, kami ingin konsumen bisa memilih dengan cerdas produk-produk kendaraan yang ramah lingkungan,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo Noegardjito di Jakarta belum lama ini. Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi mengatakan, ke depan prospek untuk mobil-mobil yang berukuran kecil yang hemat energi semakin tumbuh. Menurut dia, seiring pertumbuhan ekonomi, pasar-pasar untuk kendaraan demikian juga akan semakin besar.
Senior Vice President Commercial Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Iskandar mengatakan, tema yang diusung GIIAS kali ini sejalan dengan komitmen BUMN energi tersebut untuk terus berinovasi mengembangkan produk-produk bahan bakar dan pelumas yang berteknologi ramah lingkungan.
”Kami terus mendukung dunia automotif. Kami mendampingi Gaikindo sebagai sponsor, karena kami menganggap kita harus bergandeng tangan dari penyediaan bahan bakar supaya apa yang diharapkan oleh pabrikan automotif bisa kita penuhi,” katanya beberapa waktu lalu. Kendati tengah menurun, industri automotif secara umum masih tetap menjadi andalan untuk mendukung perekonomian Indonesia.
Sudirman mengatakan, meski target penjualan automotif tahun 2015 diturunkan dan ekspor yang ditargetkan masih stagnan, produksi 2,5 juta unit masih bisa dicapai. ”Saat ini kapasitas produksi sudah mencapai dua juta unit. Memang sulit dengan pelemahan ekonomi sekarang karena kemungkinan target mundur bukan tahun 2020. Tetapi siapa tahu pertumbuhan ekonomi membaik bisa saja terjadi,” ungkapnya Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, industri automotif Indonesia diakui mempunyai kemampuan untuk terus bertahan meski sedang tertekan.
”Kita tetap optimistis. Biasanya dalam kondisi tertekan ini justru ada ide-ide kreatif,” katanya. Untuk itu, Putu mengatakan perlu koordinasi yang baik antara produsen kendaraan bermotor dan pemerintah sehingga industri automotif bisa melakukan terobosan dari sisi teknologi. ”Harus kita lihat juga terobosannya. Bagaimana dengan kendaraan pedesaan yang bisa dikembangkan masyarakat. Kalau mau bersaing, bagaimana meningkatkan daya saing jika bahan baku. Kalau perlu, diberikan insentif khusus,” katanya.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan, pemerintah membutuhkan revolusi teknologi dalam memproduksi kendaraan. Saat ini Indonesia memproduksi jenis kendaraan yang berbeda, yaitu euro 4 untuk ekspor dan euro 2 untuk dalam negeri. ”Nah , ini perlu regulasi yang mengatur agar bisa berkembang. Harus ada sesuatu yang luar biasa. Kita bisa membantu dari sisi regulasi, perbankan, policy apa yang dibutuhkan,” ujarnya.
Terkait GIIAS, Presiden Direktur Seven Events Andy Wismarsyah mengatakan bahwa tahun ini penyelenggara menargetkan mampu menarik 380.000 pengunjung. Untuk itu, penyelenggara juga mengadakan sejumlah program spesial yang ditujukan agar pengunjung memperoleh pengalaman dan kesan mendalam selama pameran berlangsung. ”Intinya pengunjung bisa ikut berpartisipasi,” jelasnya.
Oktiani endarwati
Sesuai tema yang diusung dalam pameran automotif yang akan berlangsung 20-30 Agustus 2015 di ICE BSD City tersebut, yakni ”Smart Mobility for the Future”, Gaikindo juga ingin mendorong masyarakat semakin cerdas dalam bertransportasi melalui kendaraan pintar yang hemat energi, ramah lingkungan, dan mengusung standar keselamatan berkendara.
”Melalui GIIAS, kami ingin konsumen bisa memilih dengan cerdas produk-produk kendaraan yang ramah lingkungan,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo Noegardjito di Jakarta belum lama ini. Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi mengatakan, ke depan prospek untuk mobil-mobil yang berukuran kecil yang hemat energi semakin tumbuh. Menurut dia, seiring pertumbuhan ekonomi, pasar-pasar untuk kendaraan demikian juga akan semakin besar.
Senior Vice President Commercial Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Iskandar mengatakan, tema yang diusung GIIAS kali ini sejalan dengan komitmen BUMN energi tersebut untuk terus berinovasi mengembangkan produk-produk bahan bakar dan pelumas yang berteknologi ramah lingkungan.
”Kami terus mendukung dunia automotif. Kami mendampingi Gaikindo sebagai sponsor, karena kami menganggap kita harus bergandeng tangan dari penyediaan bahan bakar supaya apa yang diharapkan oleh pabrikan automotif bisa kita penuhi,” katanya beberapa waktu lalu. Kendati tengah menurun, industri automotif secara umum masih tetap menjadi andalan untuk mendukung perekonomian Indonesia.
Sudirman mengatakan, meski target penjualan automotif tahun 2015 diturunkan dan ekspor yang ditargetkan masih stagnan, produksi 2,5 juta unit masih bisa dicapai. ”Saat ini kapasitas produksi sudah mencapai dua juta unit. Memang sulit dengan pelemahan ekonomi sekarang karena kemungkinan target mundur bukan tahun 2020. Tetapi siapa tahu pertumbuhan ekonomi membaik bisa saja terjadi,” ungkapnya Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, industri automotif Indonesia diakui mempunyai kemampuan untuk terus bertahan meski sedang tertekan.
”Kita tetap optimistis. Biasanya dalam kondisi tertekan ini justru ada ide-ide kreatif,” katanya. Untuk itu, Putu mengatakan perlu koordinasi yang baik antara produsen kendaraan bermotor dan pemerintah sehingga industri automotif bisa melakukan terobosan dari sisi teknologi. ”Harus kita lihat juga terobosannya. Bagaimana dengan kendaraan pedesaan yang bisa dikembangkan masyarakat. Kalau mau bersaing, bagaimana meningkatkan daya saing jika bahan baku. Kalau perlu, diberikan insentif khusus,” katanya.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan, pemerintah membutuhkan revolusi teknologi dalam memproduksi kendaraan. Saat ini Indonesia memproduksi jenis kendaraan yang berbeda, yaitu euro 4 untuk ekspor dan euro 2 untuk dalam negeri. ”Nah , ini perlu regulasi yang mengatur agar bisa berkembang. Harus ada sesuatu yang luar biasa. Kita bisa membantu dari sisi regulasi, perbankan, policy apa yang dibutuhkan,” ujarnya.
Terkait GIIAS, Presiden Direktur Seven Events Andy Wismarsyah mengatakan bahwa tahun ini penyelenggara menargetkan mampu menarik 380.000 pengunjung. Untuk itu, penyelenggara juga mengadakan sejumlah program spesial yang ditujukan agar pengunjung memperoleh pengalaman dan kesan mendalam selama pameran berlangsung. ”Intinya pengunjung bisa ikut berpartisipasi,” jelasnya.
Oktiani endarwati
(ars)