Kemenkeu Dukung Kemen PU-Pera Bangun PLTA
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, untuk mengurangi pemakaian diesel, pihaknya mendukung penuh upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini sudah ada program yang melibatkan kerja sama pemerintah pusat untuk utilisasi waduk di bawah kewenangan PU.
"PU itu punya waduk di seluruh Indonesia. Penampungan yang dipakai untuk irigasi. Waduk itu akan ditingkatkan kapasitasnya untuk PLTA. Tapi dalam skala yang kecil. Dan ini bakal mengurangi pemakaian diesel. Kita bisa lebih hemat," katanya di ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Nantinya, pembangunan ini akan melibatkan swasta dan BUMN. Hal ini salah satu cara untuk meminimalisir pembuatan waduk baru. "Enggak perlu buat waduk baru atau relokasi orang ke wilayah lain, kita perbaiki saja dan tingkatkan kapasitasnya untuk mengurangi pemakaian diesel," kata Bambang.
Saat ini, Kementerian PU-Pera penyerapan pembelanjaannya sudah lumayan dan naiknya jauh diantara yang lain, yang masih melambat.
"Paling tinggi itu PU. Mei ini mereka baru mulai padahal, tapi Juni sudah tinggi. Perhubungan masih agak lambat. Pertanian stuck. Tapi PU yang cepat," ujarnya.
Sekadar informasi, Kementerian PU-Pera menargetkan penyerapan anggaran belanja hingga 94% pada akhir 2015. Capaian tersebut setara dengan dana sebesar Rp110 triliun.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saat ini sudah ada program yang melibatkan kerja sama pemerintah pusat untuk utilisasi waduk di bawah kewenangan PU.
"PU itu punya waduk di seluruh Indonesia. Penampungan yang dipakai untuk irigasi. Waduk itu akan ditingkatkan kapasitasnya untuk PLTA. Tapi dalam skala yang kecil. Dan ini bakal mengurangi pemakaian diesel. Kita bisa lebih hemat," katanya di ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Nantinya, pembangunan ini akan melibatkan swasta dan BUMN. Hal ini salah satu cara untuk meminimalisir pembuatan waduk baru. "Enggak perlu buat waduk baru atau relokasi orang ke wilayah lain, kita perbaiki saja dan tingkatkan kapasitasnya untuk mengurangi pemakaian diesel," kata Bambang.
Saat ini, Kementerian PU-Pera penyerapan pembelanjaannya sudah lumayan dan naiknya jauh diantara yang lain, yang masih melambat.
"Paling tinggi itu PU. Mei ini mereka baru mulai padahal, tapi Juni sudah tinggi. Perhubungan masih agak lambat. Pertanian stuck. Tapi PU yang cepat," ujarnya.
Sekadar informasi, Kementerian PU-Pera menargetkan penyerapan anggaran belanja hingga 94% pada akhir 2015. Capaian tersebut setara dengan dana sebesar Rp110 triliun.
(izz)