Gawat! RI Disusupi Produk Ilegal Rp21,1 M Selama Ramadan

Selasa, 07 Juli 2015 - 19:27 WIB
Gawat! RI Disusupi Produk Ilegal Rp21,1 M Selama Ramadan
Gawat! RI Disusupi Produk Ilegal Rp21,1 M Selama Ramadan
A A A
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan produk ilegal senilai Rp21,1 miliar beredar di Indonesia selama Ramadan. Bahkan, persentasenya meningkat 13% dibanding tahun lalu.

"Ramadan ini ada kenaikan 13% hingga H-10 Lebaran. Kita belum selesai sudah terlampaui. Ini luar biasa untuk produk ilegal. Produk ilegal ini dua tahun belakangan meningkat luar biasa," kata Kepala BPOM Roy Sparingga di gedung Kemendag, Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Dia mengungkapkan, untuk produk rusak yang beredar di Tanah Air mencapai Rp1,4 miliar, sementara yang kadaluarsa mencapai Rp4,5 miliar. Peredaran produk ilegal masih mendominasi dengan persentase 78%.

"Jadi kalau dilihat proporsi didominasi produk ilegal 78%, produk rusak 5%, dan produk kadaluarsa 16% hingga hari ini," imbuh dia.

Menurut Roy, produk-produk ilegal tersebut masuk ke Indonesia melalui pelayaran antar pulau dan tidak langsung masuk dari luar negeri ke Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, produk-produk ilegal tersebut masuk lewat Kota Dumai, Kepulauan Riau baru kemudian masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.

"‎Kita kerja sama dengan polair dari Dumai. Mengapa bisa masuk Dumai, ini yang mau kita dalami bersama kepolisian. Tim ini akan mendalami mengapa bisa masuk, karena produk itu masuk tentu melibatkan BPOM, surat keterangan impor, untuk lartas BPOM. Tapi kami tidak pernah dihubungi itu bisa masuk ke Dumai," terangnya.

Sebab itu, sambung dia, pemerintah perlu memperkuat sistem keamanan di pintu masuk agar produk ilegal tersebut tidak terus masuk ke Tanah Air. Pengawasan tidak hanya di pintu masuk internasional, namun juga di pintu masuk antar pulau.

"‎Modus operandinya berubah. Antar pulau itu harus ditingkatkan. Simpul ilegal di Jakarta. Karena Jakarta banyak sekali konsumen, dan dari Jakarta tersebar ke mana-mana," tandas Roy.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9030 seconds (0.1#10.140)