Ini Faktor Pemerintah Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5%
Rabu, 08 Juli 2015 - 14:37 WIB

Ini Faktor Pemerintah Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5%
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah cukup optimistis dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi 5% sampai akhir tahun.
Keoptimisan ini rata-rata diperoleh dari kepercayaan pendapat internasional terhadap Indonesia yang masih positif.
"Banyak (keoptimisannya) antara lain, pendapat internasional kepada Indonesia masih sangat positif. Kalau kita jual obligasi, kita kasih indikasi. Terus ada incoming beat. Incoming beat ke kita itu, yang mau beli obligasi kita itu masih berlipat-lipat dari yang mau kita jual. Itu yang masih dipercayai internasional," kata dia di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Selain itu, standart and poor untuk menaikkan outlook ekonomi Indonesia, Suahasil mengatakan, saat ini sudah bergerak dari stabil ke postif.
"Dan kita berharap sehabis ini standart and poor akan menaikkan rating kita dan itu membuat keoptimisan bertambah," ujarnya.
Kemudian di dalam negeri, berbagai macam policy akan membantu juga memperbaiki kepercayaan diri terhadap pasar kepada pemerintah.
"Mudah-mudahn ini dapat memperbaiki confidence. PPNBN, PTKP, tax allowance untuk dunia usaha, macam-macam peraturan, visa yang kita lepas. Masih banyak lagi. Tapi inilah sumber-sumber yang akan membuat ekonomi lebih cepat. Maka, saya rasa gainsnya ada di depan. PR-nya adalah spending. Spending harus diimplementasikan, yang sudah ada di budget diimplementasikan," jelas dia.
Karena, lanjut Suahasil, di dalam APBN pemerintah, jika dilihat, ada nilai uang kas di pemerintah sebesar Rp117 triliun lebih. Sekarang jika ada kementerian yang mau spending, dipersilakan.
"Ya spending saja. Cash-nya ada. Mau spending ayo spending. Nah spending ini tapi perlu tata cara, harus ada pengadaan, izinnya, supaya tata kelolanya baik. Nanti bisa dispend, tenang saja duit pemerintah ada," pungkasnya.
Keoptimisan ini rata-rata diperoleh dari kepercayaan pendapat internasional terhadap Indonesia yang masih positif.
"Banyak (keoptimisannya) antara lain, pendapat internasional kepada Indonesia masih sangat positif. Kalau kita jual obligasi, kita kasih indikasi. Terus ada incoming beat. Incoming beat ke kita itu, yang mau beli obligasi kita itu masih berlipat-lipat dari yang mau kita jual. Itu yang masih dipercayai internasional," kata dia di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Selain itu, standart and poor untuk menaikkan outlook ekonomi Indonesia, Suahasil mengatakan, saat ini sudah bergerak dari stabil ke postif.
"Dan kita berharap sehabis ini standart and poor akan menaikkan rating kita dan itu membuat keoptimisan bertambah," ujarnya.
Kemudian di dalam negeri, berbagai macam policy akan membantu juga memperbaiki kepercayaan diri terhadap pasar kepada pemerintah.
"Mudah-mudahn ini dapat memperbaiki confidence. PPNBN, PTKP, tax allowance untuk dunia usaha, macam-macam peraturan, visa yang kita lepas. Masih banyak lagi. Tapi inilah sumber-sumber yang akan membuat ekonomi lebih cepat. Maka, saya rasa gainsnya ada di depan. PR-nya adalah spending. Spending harus diimplementasikan, yang sudah ada di budget diimplementasikan," jelas dia.
Karena, lanjut Suahasil, di dalam APBN pemerintah, jika dilihat, ada nilai uang kas di pemerintah sebesar Rp117 triliun lebih. Sekarang jika ada kementerian yang mau spending, dipersilakan.
"Ya spending saja. Cash-nya ada. Mau spending ayo spending. Nah spending ini tapi perlu tata cara, harus ada pengadaan, izinnya, supaya tata kelolanya baik. Nanti bisa dispend, tenang saja duit pemerintah ada," pungkasnya.
(izz)