IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Filipina
A
A
A
MANILA - International Monetary Fund (IMF) memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Filipina tahun ini menjadi 6,2% dari sebelumnya 6,7%. Pemangkasan ini setelah adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tengah pemulihan ekonomi AS yang melambat.
Seperti dikutip dari ABS CBN News, Sabtu (11/7/2015), Shanaka Jayanath Peiris, perwakilan dari IMF mengatakan, proyeksi produk domestik bruto (PDB) Filipina direvisi menjadi 6,2% berdasarkan World Economic Outlook (WEO) pada Juli.
"PDB diproyeksikan akan tumbuh sebesar 6,2% pada 2015 karena harga komoditas yang lebih rendah mengangkat konsumsi rumah tangga dan meningkatkan pelaksanaan anggaran menimbulkan pengeluaran publik, meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena pertumbuhan global yang melemah dan defisit fiskal di bawah target," kata Peiris.
Perkiraan IMF merevisi lebih rendah dari target pertumbuhan PDB pemerintah dari 7%-8% tahun ini. IMF merilis laporan WEO selama April dan pada September atau Oktober setiap tahun.
Pada kuartal pertama 2015, Filipina mencatat pertumbuhan PDB mencapai 5,2% dari 5,6% pada kuartal yang sama tahun. Penurunan ini disebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan.
"Perlambatan kuartal pertama 2015 terutama disebabkan faktor sementara, termasuk dampak dari cuaca kering pada produksi pertanian, permintaan global yang lemah, dan pelaksanaan anggaran yang lambat," ujar dia.
Peiris mengatakan, IMF melihat ekspansi ekonomi Filipina sebesar 6,5% bukan 6,3% tahun depan di belakang pengeluaran yang lebih tinggi.
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini menjadi 3,3% bukan 3,5%. Perkiraan ini juga lebih rendah dibanding 3,4% pertumbuhan global yang terdaftar tahun lalu.
IMF mengatakan, krisis Yunani akan memiliki efek marjinal pada ekonomi global. Namun, apakah krisis pasar saham di China akan menyeret turun ekonomi global.
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara maju akan meningkat menjadi 2,1% pada 2015 dan 2,4% pada 2016 dari 1,8% pada 2014 sebagai kelemahan yang tak terduga di Amerika Utara kemungkinan membuktikan kemunduran sementara.
Seperti dikutip dari ABS CBN News, Sabtu (11/7/2015), Shanaka Jayanath Peiris, perwakilan dari IMF mengatakan, proyeksi produk domestik bruto (PDB) Filipina direvisi menjadi 6,2% berdasarkan World Economic Outlook (WEO) pada Juli.
"PDB diproyeksikan akan tumbuh sebesar 6,2% pada 2015 karena harga komoditas yang lebih rendah mengangkat konsumsi rumah tangga dan meningkatkan pelaksanaan anggaran menimbulkan pengeluaran publik, meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena pertumbuhan global yang melemah dan defisit fiskal di bawah target," kata Peiris.
Perkiraan IMF merevisi lebih rendah dari target pertumbuhan PDB pemerintah dari 7%-8% tahun ini. IMF merilis laporan WEO selama April dan pada September atau Oktober setiap tahun.
Pada kuartal pertama 2015, Filipina mencatat pertumbuhan PDB mencapai 5,2% dari 5,6% pada kuartal yang sama tahun. Penurunan ini disebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan.
"Perlambatan kuartal pertama 2015 terutama disebabkan faktor sementara, termasuk dampak dari cuaca kering pada produksi pertanian, permintaan global yang lemah, dan pelaksanaan anggaran yang lambat," ujar dia.
Peiris mengatakan, IMF melihat ekspansi ekonomi Filipina sebesar 6,5% bukan 6,3% tahun depan di belakang pengeluaran yang lebih tinggi.
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini menjadi 3,3% bukan 3,5%. Perkiraan ini juga lebih rendah dibanding 3,4% pertumbuhan global yang terdaftar tahun lalu.
IMF mengatakan, krisis Yunani akan memiliki efek marjinal pada ekonomi global. Namun, apakah krisis pasar saham di China akan menyeret turun ekonomi global.
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara maju akan meningkat menjadi 2,1% pada 2015 dan 2,4% pada 2016 dari 1,8% pada 2014 sebagai kelemahan yang tak terduga di Amerika Utara kemungkinan membuktikan kemunduran sementara.
(izz)