Rupiah Tertekan Akibat Tingginya Permintaan USD
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, kecenderungan rupiah yang terus terdepresiasi merupakan dampak adanya fenomena permintaan USD yang tinggi beberapa waktu belakangan.
"Soal nilai tukar rupiah kurang lebih mencerminkan fundamental ekonomi kita. Beberapa waktu ini ada di kisaran Rp13.300/USD ini cerminan fundamental kita. Salah satu penyebabnya yakni tren superdolar," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Namun, meski masih dianggap mencerminkan fundamental ekonomi RI, adanya current account deficit masih menjadi pokok permasalahan. "Artinya, kebutuhan dalam negeri terhadap valuta asing (valas) lebih tinggi daripada ketersediaan valas tersebut," paparnya.
Agus juga menegaskan, agar tiap masyarakat maupun pelaku usaha untuk terus menggunakan mata uang rupiah dalam bertransaksi di tanah air sebagaimana peraturan BI yang telah berlaku mulai 1 Juli.
"Walau dalam PBI tersebut diberlakukan kelonggaran untuk beberapa sektor, namun, pentingnya penggunaan rupiah di wilayah NKRI juga diyakini mampu memberikan dampak pada stabilitas ekonomi dalam negeri yang kian membaik," tandasnya.
"Soal nilai tukar rupiah kurang lebih mencerminkan fundamental ekonomi kita. Beberapa waktu ini ada di kisaran Rp13.300/USD ini cerminan fundamental kita. Salah satu penyebabnya yakni tren superdolar," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Namun, meski masih dianggap mencerminkan fundamental ekonomi RI, adanya current account deficit masih menjadi pokok permasalahan. "Artinya, kebutuhan dalam negeri terhadap valuta asing (valas) lebih tinggi daripada ketersediaan valas tersebut," paparnya.
Agus juga menegaskan, agar tiap masyarakat maupun pelaku usaha untuk terus menggunakan mata uang rupiah dalam bertransaksi di tanah air sebagaimana peraturan BI yang telah berlaku mulai 1 Juli.
"Walau dalam PBI tersebut diberlakukan kelonggaran untuk beberapa sektor, namun, pentingnya penggunaan rupiah di wilayah NKRI juga diyakini mampu memberikan dampak pada stabilitas ekonomi dalam negeri yang kian membaik," tandasnya.
(izz)