Panen Rezeki dari Bisnis Pakaian Muslim
A
A
A
BULAN Ramadan dan menjelang lebaran adalah momentum tepat bagi para pedagang pakaian muslim panen rezeki lebih besar dari bulan biasanya.
Hal ini dialami oleh Deswita, penjual pakaian muslim di Thamrin City, Jakarta. Dia memiliki empat toko, yang tersebar di lantai dasar.
Deswita menyampaikan, pembeli saat dua pekan sebelum lebaran masih sepi. Justru permintaan ramai sebelum memasuki bulan Ramadan.
"Kalau dua minggu awal, paling hanya orangnya saja yang ramai. Banyak yang beli sebelum puasa karena untuk stok," ujarnya kepada Sindonews, belum lama ini.
Sebelum bulan puasa, dia menuturkan, permintaan pakaian muslim bisa dalam grosiran atau dalam jumlah banyak. Sementara masuk bulan puasa, kebanyakan pengunjung membeli dalam jumlah kecil atau satuan.
"Kalau sebelum puasa ada yang beli satu kodi sampai dua kodi, bahkan ada yang 10 kodi," jelas Deswita.
Produk pakaian muslim yang dijajakannya beragam, mulai dari baju, kerudung hingga pashmina. Untuk harga baju dibanderol mulai dari Rp150.000 hingga Rp500.000, kerudung mulai dari Rp15.000, dan pashmina bisa mencapai Rp200.000.
Sementara mengenai jumlah pengujung dan pembeli, dia mengaku, tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau pengunjungnya lebih banyak tahun ini dibandingkan tahun lalu," kata Deswita.
Akibat, dia menjelaskan, omzet yang diraih selama puasa dan jelang lebaran juga mengalami peningkatan hingga dua kali lipat.
Jika biasanya sebulan, tokonya memperoleh omzet Rp100 juta, namun saat bulan puasa bisa mencapai Rp200 juta. Kendati demikian, dia menyayangkan harga sewa yang makin meningkat.
"Harga sewa sekarang sudah Rp100 juta/tahun. Dulu pas awal, lima tahun lalu hanya Rp35 juta/tahun," pungkasnya.
Mengenai produksi pakaian muslimnya, Deswita mengaku, memiliki usaha garmen sendiri yang berlokasi di Kota Bambu, Jakarta dengan mempekerjakan empat orang pegawai.
Hal ini dialami oleh Deswita, penjual pakaian muslim di Thamrin City, Jakarta. Dia memiliki empat toko, yang tersebar di lantai dasar.
Deswita menyampaikan, pembeli saat dua pekan sebelum lebaran masih sepi. Justru permintaan ramai sebelum memasuki bulan Ramadan.
"Kalau dua minggu awal, paling hanya orangnya saja yang ramai. Banyak yang beli sebelum puasa karena untuk stok," ujarnya kepada Sindonews, belum lama ini.
Sebelum bulan puasa, dia menuturkan, permintaan pakaian muslim bisa dalam grosiran atau dalam jumlah banyak. Sementara masuk bulan puasa, kebanyakan pengunjung membeli dalam jumlah kecil atau satuan.
"Kalau sebelum puasa ada yang beli satu kodi sampai dua kodi, bahkan ada yang 10 kodi," jelas Deswita.
Produk pakaian muslim yang dijajakannya beragam, mulai dari baju, kerudung hingga pashmina. Untuk harga baju dibanderol mulai dari Rp150.000 hingga Rp500.000, kerudung mulai dari Rp15.000, dan pashmina bisa mencapai Rp200.000.
Sementara mengenai jumlah pengujung dan pembeli, dia mengaku, tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau pengunjungnya lebih banyak tahun ini dibandingkan tahun lalu," kata Deswita.
Akibat, dia menjelaskan, omzet yang diraih selama puasa dan jelang lebaran juga mengalami peningkatan hingga dua kali lipat.
Jika biasanya sebulan, tokonya memperoleh omzet Rp100 juta, namun saat bulan puasa bisa mencapai Rp200 juta. Kendati demikian, dia menyayangkan harga sewa yang makin meningkat.
"Harga sewa sekarang sudah Rp100 juta/tahun. Dulu pas awal, lima tahun lalu hanya Rp35 juta/tahun," pungkasnya.
Mengenai produksi pakaian muslimnya, Deswita mengaku, memiliki usaha garmen sendiri yang berlokasi di Kota Bambu, Jakarta dengan mempekerjakan empat orang pegawai.
(rna)