Saham Anjlok, Deposito Jadi Pilihan

Selasa, 14 Juli 2015 - 10:51 WIB
Saham Anjlok, Deposito Jadi Pilihan
Saham Anjlok, Deposito Jadi Pilihan
A A A
JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengalihkan penempatan investasi dana ke instrumen deposito. Strategi ini akan mengatasi portofolio saham di tengah gejolak pasar modal sepanjang semester I/2015.

Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan Jefri Haryadi mengatakan, portofolio investasisahampada enambulanpertama tahun ini terkoreksi 21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, dia meyakini hasil investasisahamdapatmencapai target portofolio akhir tahun ini sebesar Rp5,05 triliun atau 25,15% dari seluruh portofolio sampai akhir tahun.

“Koreksi ini hanya sentimen temporer saja. Semester II tentu lebih baik sehingga bisa membuat kami take profit dan sesuai dengan target portofolio,” ujar Jefri di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini. Dia menjelaskan, kondisi pasar modal yang tidak menentu memberikan efek yang besar bagi kinerja investasi BPJS Ketenagakerjaan.

Saat ini, kata dia, BPJS Ketenagakerjaan tidak akan menjual saham yang ada di portofolio. “Jadi kami tidak asal pilih, paling tidak punya record yang bagus, biasanya kami memilih instrumen saham untuk perusahaan pelat merah,” tuturnya. Sampai Juni 2015, total hasil investasi saham turun BPJS Ketenagakerjaan menjadi Rp2,7 triliun dari sebelumnya Rp3,47 triliun pada Juni 2014.

Sebaliknya, hasil investasi deposito meningkat 22,3% menjadi Rp2,55 triliun dari sebelumnya Rp2,08 triliun. Selain itu, hasil investasi surat utang juga naik 20,6% menjadi Rp3,99 triliun dari sebelumnya Rp3,31 triliun. Peningkatan juga terjadi untuk instrumen reksa dana dan properti yang masing-masing naik 97,4% dan 23,7%. “Pasarmodaltengahmengalami koreksi sehingga itu kami masukkan ke deposito dulu. Begitu sudah masuk level bawah, baru kami masuk lagi,” katanya.

Dia mengatakan, penempatan saham di lembaga jasa keuangan masih memberikan return yang positif. Selain itu, dia meyakini penempatan dana di sektor infrastruktur akan sangat menjanjikan pada semester II/2015 nanti. Pihaknya juga akan segera melakukan reviu setelah hasil kuartal II/2015 tersebut diketahui untuk merancang strategi baru agar target akhir tahun tercapai.

Secara keseluruhan, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan hasil investasi sebesar Rp10,09 triliun atau 50,32% dari target akhir tahun yakni Rp20,07 triliun sepanjang semester I/2015. Sektor saham masih mencatatkan rasio yield of investment (YOI) tertinggi, yakni 14,11%, diikuti properti dan reksa dana masing-masing 13,08% dan 10,33%.

Di sisi lain, total dana investasi semester I/2015 mencapai Rp194,93 triliun atau telah mencapai 83,6% dari target akhir tahun Rp233 triliun. Kontribusi terbesar masih disumbangkan surat utang sebesar 46,91%, deposito 23,69%, saham 20,89%, reksa dana 7,92% dan investasi langsung 0,59%. “Total dana investasi di semester I/2015 mengalami kenaikan 15,9% jika dibanding raihan periode yang sama tahun sebelumnya Rp168,19 triliun,” ujarnya.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah No 99/2013, BPJS Ketenagakerjaan hanya menempatkan investasi ke deposito, saham, reksa dana, surat utang, penyertaan, dan properti. Selama enam bulan pertama tahun ini, dana yang diinvestasikan ke deposito sebesar Rp46,18 triliun, serta saham mencapai Rp40,71 triliun atau setara 20,89%.

Kemudian reksa dana mencapai 15,43 triliun, atau setara 7,92%. Surat utang mencapai Rp91,44 triliun, atau setara 46,91%. Penyertaan dan properti memiliki porsi 0,59 %. Target total dana investasi Rp233 triliun di RKAT 2015, terdiri atas deposito Rp64,65 triliun (27,75%), saham Rp47,22 triliun (20,27%), reksa dana Rp18,36 triliun (7,88%), surat utang Rp96,29 triliun (41,33%), dan penyertaan di sektor properti 2,78%.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan kepesertaan sehingga nantinya akanmenambahiuran dan hasil investasi. Pada 2018 nanti, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan total kepesertaan sebesar 40 juta. “Kami meyakini target dana kelolaan tepatnya Rp512 triliun. Makin banyak pesertanya uang juga banyak, dana investasi makin besar dan imbal hasilnya juga besar,” kata Elvyn.

Saat ini, ujar Elvyn, total aset BPJS Ketenagakerjaan sekitar Rp200 triliun hingga Juni 2015 dengan jumlah peserta 17 juta. Maka dengan asumsi pembayaran iuran Rp40 juta per tahun, dirinya optimistis target aset akan tercapai.

Hafid Fuad
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6802 seconds (0.1#10.140)