KLBF Niat Bangun Pabrik di Vietnam dan Thailand
A
A
A
JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) tengah mempelajari opsi untuk mengincar ekspansi membangun pabrik di Vietnam dan Thailand demi meningkatkan volume ekspor.
Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, beberapa negara di Asia Tenggara (ASEAN) bakal lebih memprioritaskan pemodal asing berinvestasi di sana.
"Seperti Vietnam dan Thailand prioritaskan membangun pabrik di negaranya," ujarnyadi Jakarta, belum lama ini.
Ekspansi tersebut menjadi pertimbangan utama perseroan, mengingat perseroan menargetkan mampu masuk ke seluruh pasar ASEAN pada 2020.
“Kami masih pertimbangkan sampai saat ini. Kalau nanti jadi, strukturnya bisa apa saja, mungkin akan bentuk joint venture (JV) dengan perusahaan setempat,” tutur dia.
Menurut dia, Kalbe Farma tertarik untuk dapat meningkatkan ekspor ke dua negara itu dengan masif. Kendati demikian, dia menagaskan bahwa perseroan tetap masih akan maksimalkan produksi pabrik di Tanah Air.
“Ini sebenarnya karena bentuk proteksi Vietnam dan Thailand, kebijakannya coba kami ikuti, tapi dari pabrik di Indonesia volume produksinya masih sangat memadai,” kata dia.
Adapun perseroan akan masuk ke pasar Vietnam melalui beragam obat resep di rumah sakit milik pemerintah. Sama halnya dengan di Thailand, masuk melalui tender.
Sayangnya pihak Kalbe Farma belum mendapatkan izin menjual obat bebas, baik di Vietnam maupun Thailand. Kondisi ini berbeda dengan pabrik paracetamol di Nigeria.
“Nigeria memang berhasil karena pasarnya besar. Kita lihat dulu, kalau di Vietnam dan Thailand permintaannya seperti apa,” pungkasnya.
Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, beberapa negara di Asia Tenggara (ASEAN) bakal lebih memprioritaskan pemodal asing berinvestasi di sana.
"Seperti Vietnam dan Thailand prioritaskan membangun pabrik di negaranya," ujarnyadi Jakarta, belum lama ini.
Ekspansi tersebut menjadi pertimbangan utama perseroan, mengingat perseroan menargetkan mampu masuk ke seluruh pasar ASEAN pada 2020.
“Kami masih pertimbangkan sampai saat ini. Kalau nanti jadi, strukturnya bisa apa saja, mungkin akan bentuk joint venture (JV) dengan perusahaan setempat,” tutur dia.
Menurut dia, Kalbe Farma tertarik untuk dapat meningkatkan ekspor ke dua negara itu dengan masif. Kendati demikian, dia menagaskan bahwa perseroan tetap masih akan maksimalkan produksi pabrik di Tanah Air.
“Ini sebenarnya karena bentuk proteksi Vietnam dan Thailand, kebijakannya coba kami ikuti, tapi dari pabrik di Indonesia volume produksinya masih sangat memadai,” kata dia.
Adapun perseroan akan masuk ke pasar Vietnam melalui beragam obat resep di rumah sakit milik pemerintah. Sama halnya dengan di Thailand, masuk melalui tender.
Sayangnya pihak Kalbe Farma belum mendapatkan izin menjual obat bebas, baik di Vietnam maupun Thailand. Kondisi ini berbeda dengan pabrik paracetamol di Nigeria.
“Nigeria memang berhasil karena pasarnya besar. Kita lihat dulu, kalau di Vietnam dan Thailand permintaannya seperti apa,” pungkasnya.
(rna)