BNI Beri Kredit Rp3,2 Triliun ke Pupuk Indonesia

Selasa, 28 Juli 2015 - 15:27 WIB
BNI Beri Kredit Rp3,2...
BNI Beri Kredit Rp3,2 Triliun ke Pupuk Indonesia
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Pupuk Indonesia Holding Company melakukan kerja sama pemanfaatan fasilitas kredit investasi BNI sebesar Rp3,2 triliun.

Fasilitas ini akan digunakan oleh PT Pertrokimia Gresik, salah satu perusahaan anak Pupuk Indonesia Holding Company untuk membangun proyek amoniak dan urea (Amurea) II di Gresik, Jawa Timur.

Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengatakan, kerja sama ini menunjukkan dukungan dan komitmen BNI terhadap program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui dukungan kepada industri pupuk.

Dia melanjutkan, produksi pertanian yang semakin meningkat akan berdampak pada permintaan pupuk yang semakin besar, sehingga keadaan ini membuat para produsen pupuk harus berproduksi secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pasar.

"Proyek Amurea II ini sangat penting peranannya dalam rencana memenuhi kebutuhan pupuk secara nasional tersebut," kata Suprajarto di Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Tercatat, konsumsi pupuk di Indonesia secara total rata-rata tumbuh 2,86% tiap tahun dan sebagian besar konsumsi pupuk adalah jenis urea dan NPK, yang rata-rata mencapai 76% dari konsumsi pupuk nasional. Penyediaan pupuk berguna untuk mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional.

Pada tahun ini, industri pupuk masih memiliki prospek cerah, terlihat dari rencana program pemerintah dalam rangka penguatan ketahanan pangan dengan anggaran subsidi pupuk sebesar Rp35,7 triliun. Menurut Suprajarto, angka tersebut naik dibanding tahun 2013 sebesar Rp15,9 triliun.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman menuturkan, dengan dibangunnya pabrik Amurea II maka kebutuhan bahan baku untuk memproduksi pupuk NPK sebanyak 2,8 juta ton/tahun dan pupuk ZA sebanyak 750.000 ton/tahun akan terpenuhi.

"Dengan begitu, ketergantungan pada impor amoniak yang fluktuasi harganya sulit diprediksi, bisa dikurangi," ujarnya. Bahkan, Hidayat menambahkan, hal itu sekaligus dapat menghemat devisa negara.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5860 seconds (0.1#10.140)