Emas Global di Bawah USD1.100/Ons, Emas Antam Tetap
A
A
A
JAKARTA - Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan hari ini masih tetap, sedangkan harga beli kembali (buyback) turun Rp1.000/gram. Posisi emas Antam tersebut di tengah harga emas global yang berada di bawah USD1.100/ons.
Dilansir dari situs resmi Logammulia.com, Rabu (29/7/2015), harga jual emas masih bertahan di Rp547.000/gram dan buyback menjadi Rp468.000/gram dari Rp469.000/gram.
Adapun, ukuran 2 gram dihargai Rp1.054.000, dengan harga per gram Rp527.000. Harga emas 3 gram dipatok Rp1.563.000 dengan harga Rp521.000/gram. Harga emas 4 gram senilai Rp2.072.000 dengan harga per gram Rp518.000.
Selain itu, harga jual emas 5 gram ditetapkan Rp2.590.000 dengan harga per gram Rp518.000. Harga emas 10 gram dijual Rp5.130.000, dengan harga per gram Rp513.000.
Harga emas 25 gram Rp12.750.000 dengan harga per gram Rp510.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp25.450.000, dengan harga per gram Rp509.000.
Kemudian, harga emas 100 gram sebesar Rp50.850.000, dengan harga per gram Rp508.500. Harga emas 250 gram mencapai Rp127.000.000, dengan harga per gram Rp508.000, namun sudah habis terjual. Emas ukuran 500 gram dihargai Rp253.800.000, dengan harga per gram Rp507.600.
Sementara emas global berada tepat di bawah USD1.100/ons pada Rabu pagi, tidak jauh dari level terendah selama 5,5 tahun terakhir karena investor menunggu hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) mengenai waktu kenaikan suku bunga tahun ini.
Dikutip dari Reuters, emas di pasar spot sedikit berubah menjadi USD1.095,25/ons pada pukul 08.29 WIB. Logam mulia jatuh ke level terendag USD1.077 pekan lalu, terlemah sejak Februari 2010.
Emas terjebak dalam kisaran sempit pekan ini menjelang kesimpulan dari pertemuan kebijakan Fed pada Rabu waktu setempat. Pembuat kebijakan diharapkan memberi sinyal lebih banyak ke pasar mengenai waktu kenaikan suku bunga AS pada tahun ini karena ekonomi telah pulih.
Sementara emas AS untuk pengiriman Agustus tergelincir 0,2% menjadi USD1.094/ons. Permintaan emas global menyusut ke level terendah sejak 2009 pada kuartal II tahun ini setelah karena China menggelontorkan dana ke pasar saham untuk memulihkan dari kejatuhan dan turunnya impor oleh India ke level terendah dalam lima kuartal.
Dilansir dari situs resmi Logammulia.com, Rabu (29/7/2015), harga jual emas masih bertahan di Rp547.000/gram dan buyback menjadi Rp468.000/gram dari Rp469.000/gram.
Adapun, ukuran 2 gram dihargai Rp1.054.000, dengan harga per gram Rp527.000. Harga emas 3 gram dipatok Rp1.563.000 dengan harga Rp521.000/gram. Harga emas 4 gram senilai Rp2.072.000 dengan harga per gram Rp518.000.
Selain itu, harga jual emas 5 gram ditetapkan Rp2.590.000 dengan harga per gram Rp518.000. Harga emas 10 gram dijual Rp5.130.000, dengan harga per gram Rp513.000.
Harga emas 25 gram Rp12.750.000 dengan harga per gram Rp510.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp25.450.000, dengan harga per gram Rp509.000.
Kemudian, harga emas 100 gram sebesar Rp50.850.000, dengan harga per gram Rp508.500. Harga emas 250 gram mencapai Rp127.000.000, dengan harga per gram Rp508.000, namun sudah habis terjual. Emas ukuran 500 gram dihargai Rp253.800.000, dengan harga per gram Rp507.600.
Sementara emas global berada tepat di bawah USD1.100/ons pada Rabu pagi, tidak jauh dari level terendah selama 5,5 tahun terakhir karena investor menunggu hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) mengenai waktu kenaikan suku bunga tahun ini.
Dikutip dari Reuters, emas di pasar spot sedikit berubah menjadi USD1.095,25/ons pada pukul 08.29 WIB. Logam mulia jatuh ke level terendag USD1.077 pekan lalu, terlemah sejak Februari 2010.
Emas terjebak dalam kisaran sempit pekan ini menjelang kesimpulan dari pertemuan kebijakan Fed pada Rabu waktu setempat. Pembuat kebijakan diharapkan memberi sinyal lebih banyak ke pasar mengenai waktu kenaikan suku bunga AS pada tahun ini karena ekonomi telah pulih.
Sementara emas AS untuk pengiriman Agustus tergelincir 0,2% menjadi USD1.094/ons. Permintaan emas global menyusut ke level terendah sejak 2009 pada kuartal II tahun ini setelah karena China menggelontorkan dana ke pasar saham untuk memulihkan dari kejatuhan dan turunnya impor oleh India ke level terendah dalam lima kuartal.
(rna)