Penyaluran Kredit Semester I Naik

Rabu, 29 Juli 2015 - 09:56 WIB
Penyaluran Kredit Semester...
Penyaluran Kredit Semester I Naik
A A A
JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan selama semester I/2015 mengalami peningkatan, meski ekonomi melambat. Perbankan mencatat pertumbuhan kredit double digit.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp55,7 triliun, tumbuh 11% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp50 triliun. Di bank ini kredit bermasalah (non performing loan /NPL) terjaga di level 0,8%, jauh di bawah ambang batas NPL yang ditetapkan.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, penyaluran kredit UMKM tumbuh signifikan, yaitu portofolio kredit segmen ini mencapai Rp14,8 triliun per akhir Juni 2015, tumbuh 32% (year on year /yoy). Jika dihitung secara year to date (ytd), atau dari posisi Desember 2014 tercatat Rp12,7 triliun, kredit segmen UMKM meningkat 16%. ”Aktivitas bisnis di segmen UMKM tetap menggeliat, meski perekonomian sedang menghadapi tekanan,” kata Jerry dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Selain membiayai pelaku UMKM, lanjut dia, perseroan juga menyalurkan kredit ke para pensiunan, dan melalui anak usaha BTPN Syariah, juga menyalurkan kredit ke kelompok masyarakat prasejahtera produktif. Kredit pensiun tumbuh 8% (yoy) menjadi Rp35,8 triliun, sedangkan penyaluran kredit ke segmen prasejahtera produktif melonjak 56% (yoy), dari Rp2,1 triliun menjadi Rp3,2 triliun. Jerry mengungkapkan, ekspansi kredit ke segmen prasejahtera produktif juga berhasil membukukan kinerja positif terlihat dari rata-rata pinjaman sebesar Rp1,5 juta per nasabah per tahun.

”Artinya, ini menunjukkan tingginya kebutuhan pendanaan di kelompok masyarakat bawah,” ujarnya. Seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan kredit, perseroan juga mencatat dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp57,1 triliun atau tumbuh 8% dari periode yang sama tahun lalu Rp52,7 triliun. Sementara itu, pendanaan yang bersumber dari pinjaman bilateral dan obligasi sebesar Rp7,68 triliun, meningkat 22% dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp6,28 triliun.

”Dengan demikian, total funding BTPN mencapai Rp64,8 triliun tumbuh 10% (yoy),” imbuhnya. Sementara itu, tingkat rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) perseroan mencapai 98%. Akan tetapi, apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, rasio likuiditas BTPN berada di level 86%, sangat kuat dan sehat. Di samping itu, aset BTPN mengalami pertumbuhan sebesar 11% (yoy) dari Rp71,4 triliun menjadi Rp79,5 triliun pada 30 Juni 2015.

Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,6%. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (NPAT) Semester I/2015 mencapai Rp928 miliar, lebih rendah 7% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp996 miliar. Di tempat terpisah, Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, selama semester I/2015 perseroan mencatat penyaluran kredit sebesar Rp74,2 triliun atau tumbuh 13% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp65,5 triliun.

Perseroan berhasil menjaga rasio kredit bermasalah NPL neto sebesar 0,7%. Pertumbuhan kredit pada semester pertama sedikit melambat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dengan menjaga kualitas aset pada level yang optimal. ”Kami berkeyakinan kondisi perekonomian pada semester kedua akan lebih baik sehingga kami dapat mencapai target penyaluran kredit sesuai dengan fokus kami di segmen usaha kecil menengah (small medium enterprise),” ungkapnya.

Sejumlah rasio keuangan juga berada pada posisi yang baik, seperti rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio /CAR) 18,7%, net interest margin (NIM) 3,7%, return onequity (ROE) 9,6% dan return on asset (ROA) 1,7%. Demikian pula dengan loan to deposit (LDR) sebesar 87,3%. Parwati menambahkan, Bank OCBC NISP mencatat aset menjadi Rp121 triliun atau meningkat sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2014.

Kenaikan ini juga diikuti kenaikan laba bersih menjadi sebesar Rp735 miliar atau tumbuh sebesar 16%. ”Kenaikan laba bersih ini dihasilkan antara lain oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 8% dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,95 triliun,” katanya dalam keterangan tertulis kemarin. Bank OCBC NISP juga berhasil menumbuhkan dana pihak ketiga sebesar 19% menjadi Rp84,7 triliun dari Rp71,4 triliun pada periode yang sama tahun 2014.

Beberapa strategi untuk menumbuhkan CASA melalui program tabungan dan giro yang bernilai tambah terus dilakukan disertai peningkatan pelayanan.

Kunthi fahmar sandy/ hafid fuad
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7582 seconds (0.1#10.140)