Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal

Rabu, 29 Juli 2015 - 10:59 WIB
Stamina Loyo Bikin RI...
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
A A A
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, tergerusnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) disebabkan karena stamina Indonesia yang loyo dan membuat Tanah Air selalu rentan terhadap kondisi eksternal.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengungkapkan, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi eksternal sedikit banyak memengaruhi depresiasi nilai tukar mata uang Garuda. Namun, jika daya tahan dan stamina perekonomian Indonesia bagus tidak akan rentan terhadap efek eksternal.

"Sebenarnya perekonomian kayak tubuh kita juga. Kalau dalam kondisi stamina bagus, fundamental bagus maka tidak rentan terhadap efek dari eksternal kita. Tapi kalau kita memang staminanya loyo, di luar rumah kena angin sedikit langsung batuk flu dan bisa tepar," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Dia mengatakan, persoalan utama di dalam negeri adalah kondisi neraca pembayaran yang defisit. Sayangnya, upaya pemerintah untuk mengendalikan defisit neraca pembayaran justru sangat minim.

"Sebenarnya dua tiga bulan lalu pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan seperti insentif untuk repatriasi devisa. Tapi sampai hari ini enggak ada regulasi yang bisa menjadi acuan untuk melaksanakan program insentif tersebut," imbuhnya.

Selain itu, upaya Bank Indonesia (BI) dengan mengeluarkan peraturan mengenai kewajiban transaksi dalam negeri menggunakan rupiah justru tidak diikuti penegakan hukum (law enforcement) di dalam negeri. Akibatnya, kebijakan-kebijakan tersebut menjadi terkesan tidak konkret.

"Sehingga, sebenarnya yang dibutuhkan ketika kita mengalami masalah bagaimana kita memperkuat stamina dan fundamental kita, sehingga orang tidak khawatir," terang Enny.

Menurutnya, respon kebijakan pemerintah yang tepat tidak akan semakin memicu kekhawatiran dan kegelisahan pelaku usaha. Sebab, kekhawtiran pelaku usaha nantinya akan menyebabkan spekulasi yang justru memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.

"Karena mereka butuh dolar untuk membayar tagihan impor mereka, membayar bunga cicilan utang mereka. Itu yang semakin menyebabkan devisa hasil ekspor (DHE) enggak mau masuk. Kalau seperti ini, maka yang semakin terjadi adalah kekurangan pasokan dolar. Policy direction dari pemerintah, bisa mengurangi spekulasi dan tindakan yang justru memperburuk depresiasi," tandas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7019 seconds (0.1#10.140)