Menperin: Swiss Tertarik Tingkatkan Investasi Manufaktur
A
A
A
JAKARTA - Pengembangan industri dan pembangunan infrastruktur di Indonesia semakin menarik bagi Swiss untuk menanamkan investasi. Apalagi Swiss, salah satu negara kaya di Eropa itu dikenal sebagai negara yang unggul di bidang manufaktur.
"Kita berharap pemerintah dan pengusaha Swiss meningkatkan penanaman modal. Mereka pun menyatakan Indonesia prospektif dan (mereka) tertarik menambah investasi manufaktur. Kita dipandang memiliki pasar domestik yang kuat dan sekaligus menjadi basis produksi berorientasi ekspor," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dalam siaran persnya, Sabtu (1/8/2015).
Selain itu, Menperin menginginkan bertambahnya perusahaan Indonesia dan Swiss yang dapat bermitra di sektor manufaktur baik dalam bentuk penanaman modal maupun keikutsertaan dalam jaringan suplai global.
Dimulai pada 1952, hubungan diplomatik kedua negara telah berusia 63 tahun. Di bidang ekonomi, hubungan Indonesia-Swiss makin erat.
Nilai total perdagangan mencapai nilai USD761 juta pada 2014. Investasi Swiss di Indonesia menempati urutan ke-13 pada periode 2010-2014 dengan total investasi sebesar USD669 Juta.
"Pencapaian ini sangat kami apresiasi seiring juga dengan cukup besarnya kontribusi perusahaan Swiss, seperti, Nestle, Holcim, dan lain-lain, terhadap sektor industri di Indonesia," kata Menperin.
Pemerintah Indonesia juga mencatat keterlibatan Indonesia dan Swiss dalam forum bilateral dan forum multilateral lainnya, seperti WTO, G-20, dan sebagainya. Hal itu telah menjadi tali pengikat yang makin kuat antara kedua negara.
"Atas nama Bapak Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, saya mengucapkan selamat kepada rakyat Swiss atas perayaan hari nasional Swiss yang jatuh pada 1 Agustus 2015," ujar Menperin secara khusus kepada Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Yvonne Baumann.
Turut hadir pada acara tersebut pengusaha Swiss dan Indonesia serta pejabat pemerintah RI antara lain Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Baca: Industri Alas Kaki Didorong Perluas Ekspor
"Kita berharap pemerintah dan pengusaha Swiss meningkatkan penanaman modal. Mereka pun menyatakan Indonesia prospektif dan (mereka) tertarik menambah investasi manufaktur. Kita dipandang memiliki pasar domestik yang kuat dan sekaligus menjadi basis produksi berorientasi ekspor," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dalam siaran persnya, Sabtu (1/8/2015).
Selain itu, Menperin menginginkan bertambahnya perusahaan Indonesia dan Swiss yang dapat bermitra di sektor manufaktur baik dalam bentuk penanaman modal maupun keikutsertaan dalam jaringan suplai global.
Dimulai pada 1952, hubungan diplomatik kedua negara telah berusia 63 tahun. Di bidang ekonomi, hubungan Indonesia-Swiss makin erat.
Nilai total perdagangan mencapai nilai USD761 juta pada 2014. Investasi Swiss di Indonesia menempati urutan ke-13 pada periode 2010-2014 dengan total investasi sebesar USD669 Juta.
"Pencapaian ini sangat kami apresiasi seiring juga dengan cukup besarnya kontribusi perusahaan Swiss, seperti, Nestle, Holcim, dan lain-lain, terhadap sektor industri di Indonesia," kata Menperin.
Pemerintah Indonesia juga mencatat keterlibatan Indonesia dan Swiss dalam forum bilateral dan forum multilateral lainnya, seperti WTO, G-20, dan sebagainya. Hal itu telah menjadi tali pengikat yang makin kuat antara kedua negara.
"Atas nama Bapak Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, saya mengucapkan selamat kepada rakyat Swiss atas perayaan hari nasional Swiss yang jatuh pada 1 Agustus 2015," ujar Menperin secara khusus kepada Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Yvonne Baumann.
Turut hadir pada acara tersebut pengusaha Swiss dan Indonesia serta pejabat pemerintah RI antara lain Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Baca: Industri Alas Kaki Didorong Perluas Ekspor
(dmd)