Dua Mata Uang Ini Sanggup Bertahan dari USD
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan ada dua mata uang yang sanggup bertahan dari tekanan dolar Amerika Serikat (USD), yaitu dolar Singapura dan rupee India.
Menurutnya Indonesia tak perlu khawatir melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD, karena negara lain mengalami hal serupa. Kecuali Singapura dan India.
"Kalau kemarin yang tidak melemah cuma dolar Singapura sama rupee. Rupee lebih baik, karena mereka mampu memperbaiki struktur ekonomi," ujarnya di Jakarta, Sabtu (8/1/2015).
Sofyan menyampaikan perbaikan struktur ekonomi juga harus dilakukan oleh Indonesia. Pasalnya, kondisi pasar tidak bisa dihalangi kecuali mengorbankan semua cadangan devisa. (Baca: Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah)
"Itu bukan pilihan. Kita tidak mau USD terlalu kuat atau terlalu lemah. Kalau terlalu kuat sangat membebani perusahaan yang berutang ke luar negeri," jelas Sofyan.
Begitu juga ketika USD terlalu lemah, membuat ekspor menjadi kesulitan seperti tahun 2009 dengan nilai tukar Rp9.000/USD. "Akibatnya kita tidak bisa bersaing, karena rupiah terlalu kuat," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
Menurutnya Indonesia tak perlu khawatir melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD, karena negara lain mengalami hal serupa. Kecuali Singapura dan India.
"Kalau kemarin yang tidak melemah cuma dolar Singapura sama rupee. Rupee lebih baik, karena mereka mampu memperbaiki struktur ekonomi," ujarnya di Jakarta, Sabtu (8/1/2015).
Sofyan menyampaikan perbaikan struktur ekonomi juga harus dilakukan oleh Indonesia. Pasalnya, kondisi pasar tidak bisa dihalangi kecuali mengorbankan semua cadangan devisa. (Baca: Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah)
"Itu bukan pilihan. Kita tidak mau USD terlalu kuat atau terlalu lemah. Kalau terlalu kuat sangat membebani perusahaan yang berutang ke luar negeri," jelas Sofyan.
Begitu juga ketika USD terlalu lemah, membuat ekspor menjadi kesulitan seperti tahun 2009 dengan nilai tukar Rp9.000/USD. "Akibatnya kita tidak bisa bersaing, karena rupiah terlalu kuat," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
(dmd)