Realisasi Anggaran jadi Malaikat Penyelamat Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, realisasi anggaran mampu menjadi malaikat penyelamat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus melorot.
Pengamat ekonomi Indef Eko Listianto menuturkan, penyelamat nilai tukar tidak hanya otoritas moneter, namun justru otoritas fiskal juga memiliki peran menyelamatkan rupiah. (Baca: Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah)
"Kalau kuartal I kemarin pelemahan moneter terus dihadapi dengan cara-cara moneter mungkin memang lebih tepat, karena ada faktor lack di fiskal. Kayak nomenklatur berubah dan anggaran belum cair," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Namun saat ini, sambung dia, kondisi fiskal yang harus membantu memulihkan perekonomian dan nilai tukar. Hal tersebut dilakukan melalui rencana belanja modal dan pembangunan infrastruktur yang telah direncanakan. (Baca: Pemerintah Tak Akan Pakai Cadangan Devisa Atasi Rupiah)
"Karena dari sisi moneter kan sudah banyak upayanya, impactnya ternyata rupiahnya masih melemah. Kalau ekspansi fiskal dan realisasi ditingkatkan, maka akan menciptakan optimisme ekonomi," imbuh dia.
Menurutnya, realisasi pembangunan infrastruktur juga menjadi sinyal baik bagi pelaku usaha di Indonesia, termasuk akan ditangkap investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. (Baca: Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah)
"Dengan begitu rencana foreign direct investment (FDI) di BKPM, itu benar-benar akan mereka lakukan. Jadi tidak hanya mendaftar, tapi benar-benar direalisasikan. Karena mereka melihat pemerintahanya bergerak, anggarannya sesuai. Ini yang ditunggu-tunggu," tandasnya. (lly)
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
Pengamat ekonomi Indef Eko Listianto menuturkan, penyelamat nilai tukar tidak hanya otoritas moneter, namun justru otoritas fiskal juga memiliki peran menyelamatkan rupiah. (Baca: Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah)
"Kalau kuartal I kemarin pelemahan moneter terus dihadapi dengan cara-cara moneter mungkin memang lebih tepat, karena ada faktor lack di fiskal. Kayak nomenklatur berubah dan anggaran belum cair," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Namun saat ini, sambung dia, kondisi fiskal yang harus membantu memulihkan perekonomian dan nilai tukar. Hal tersebut dilakukan melalui rencana belanja modal dan pembangunan infrastruktur yang telah direncanakan. (Baca: Pemerintah Tak Akan Pakai Cadangan Devisa Atasi Rupiah)
"Karena dari sisi moneter kan sudah banyak upayanya, impactnya ternyata rupiahnya masih melemah. Kalau ekspansi fiskal dan realisasi ditingkatkan, maka akan menciptakan optimisme ekonomi," imbuh dia.
Menurutnya, realisasi pembangunan infrastruktur juga menjadi sinyal baik bagi pelaku usaha di Indonesia, termasuk akan ditangkap investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. (Baca: Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah)
"Dengan begitu rencana foreign direct investment (FDI) di BKPM, itu benar-benar akan mereka lakukan. Jadi tidak hanya mendaftar, tapi benar-benar direalisasikan. Karena mereka melihat pemerintahanya bergerak, anggarannya sesuai. Ini yang ditunggu-tunggu," tandasnya. (lly)
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
(dmd)