BPS Catat Inflasi Juli 0,93%
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juli 2015 mencapai 0,93%. Angka ini sama persis dengan inflasi Juli 2014, meski komposisinya agak berbeda.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,90%, inflasi tahun ke tahun 7,26%. Inflasi komponen inti Juli 2015 0,34% dan inflasi inti tahun ke tahun 4,86%. Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK), sebagian besar mengalami inflasi.
"Dari 82 kota IHK, 80 kota mengalami inflasi dan dua lagi mengalami deflasi. Kota tertinggi terjadi inflasi di Pangkal Pinang sebesar 3,18% dan terendah di Pematang Siantar 0,06%. Sedangkan untuk deflasi tertinggi di Merauke dengan 0,65%," kata dia di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Menurutnya, dari tiga kelompok wilayah di Indonesia, 23 di pulau Sumatera, 10 kota terjadi inflasi yang angkanya di bawah 1%. 13 kota lainnya terjadi inflasi diantara 1% dan 2%
Sementara, untuk pulau Jawa seluruhnya berada di bawah 1% sebanyak 26 kota. Di luar Sumatera dan Jawa ada 33 kota, 16 kota inflasinya di bawah 1% sisanya 1%-2%.
"Itu artinya, pengendalian harga di Jawa cukup bagus untuk setiap kota. Sedangkan di luar Jawa masih perlu ditingkatkan pengendalian harganya," kata dia.
Untuk andil tertinggi penyebab inflasi, ujar Suryamin, dari bahan makanan 0,40%, namun banyak komoditinya.
"Karena masih bulan puasa kemarin. Pengaruhnya cukup tinggi. Kedua di transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,35%, terkhusus di transportasi yang tinggi, karena pada bulan Juli tahun ini ada dua momen yang bisa memengaruhi, yaitu sebelum Lebaran arus mudik dan setelah Lebaran ada arus balik," pungkasnya.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,90%, inflasi tahun ke tahun 7,26%. Inflasi komponen inti Juli 2015 0,34% dan inflasi inti tahun ke tahun 4,86%. Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK), sebagian besar mengalami inflasi.
"Dari 82 kota IHK, 80 kota mengalami inflasi dan dua lagi mengalami deflasi. Kota tertinggi terjadi inflasi di Pangkal Pinang sebesar 3,18% dan terendah di Pematang Siantar 0,06%. Sedangkan untuk deflasi tertinggi di Merauke dengan 0,65%," kata dia di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Menurutnya, dari tiga kelompok wilayah di Indonesia, 23 di pulau Sumatera, 10 kota terjadi inflasi yang angkanya di bawah 1%. 13 kota lainnya terjadi inflasi diantara 1% dan 2%
Sementara, untuk pulau Jawa seluruhnya berada di bawah 1% sebanyak 26 kota. Di luar Sumatera dan Jawa ada 33 kota, 16 kota inflasinya di bawah 1% sisanya 1%-2%.
"Itu artinya, pengendalian harga di Jawa cukup bagus untuk setiap kota. Sedangkan di luar Jawa masih perlu ditingkatkan pengendalian harganya," kata dia.
Untuk andil tertinggi penyebab inflasi, ujar Suryamin, dari bahan makanan 0,40%, namun banyak komoditinya.
"Karena masih bulan puasa kemarin. Pengaruhnya cukup tinggi. Kedua di transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,35%, terkhusus di transportasi yang tinggi, karena pada bulan Juli tahun ini ada dua momen yang bisa memengaruhi, yaitu sebelum Lebaran arus mudik dan setelah Lebaran ada arus balik," pungkasnya.
(izz)