Kepopuleran Motif Herringbone dan Chevron

Rabu, 05 Agustus 2015 - 09:00 WIB
Kepopuleran Motif Herringbone dan Chevron
Kepopuleran Motif Herringbone dan Chevron
A A A
Kepopuleran motif herringbone dan chevron di dunia fashion menarik minat para arsitek dan desainer interior untuk menerapkan kedua motif tersebut dalam tatanan interior.

Bagaimana mengaplikasikannya? Sebelum mengulas lebih jauh tentang pola keduanya, Anda tentu harus mengetahui terlebih dulu apa itu herringbone dan chevron .

Menurut Christina Suwardi, arsitek sekaligus pemilik biro konsultasi desain bernama PT Cipta Desain Arsitektur Mandiri (CDMA), herringbone adalah motif yang tersusun dari sekumpulan persegi panjang atau jajaran genjang yang membentuk pola zig-zag yang diletakkan secara teratur.

“Nama herringbone asalnya dari struktur tulang ikan herring. Ikan ini memiliki ciri khas berwarna cerah keperakan dan hidup di laut,” kata Christina. Pola herringbone juga dikenal dengan pola berbentuk huruf V.

Karakter motifnya terletak pada panjang kaki huruf V yang tidak sejajar, tapi ukurannya sama besar dan membentuk sudut 90 derajat. Di Indonesia, motif ini sebenarnya sudah banyak digunakan orang untuk paving block . Namun, kebanyakan dari mereka tidak mengenal nama motif tersebut.

Lalu, bagaimana dengan chevron ?

Sepintas, pola motif ini hampir sama dengan herringbone . Hanya, jika dilihat lebih detail, ada sedikit perbedaan. “Motif chevron memiliki bentuk menyerupai huruf V dengan panjang kaki sejajar atau garis lurus, sedangkan herringbone diagonal,” kata Christina.

Motif chevron dianggap lebih sederhana jika dibandingkan dengan motif herringbone. Kedua motif ini sudah dipakai di semua elemen rumah, mulai lantai, dinding, pelapis sofa, backsplash dapur, headboard , furnitur, karpet, gorden, dan sarung bantal. Motifnya yang kuat bisa membuat ruang terlihat berkarakter dan dinamis.

“Motif herringbone dan chevron mampu mengalihkan perhatian orang yang melihatnya karena mereka memiliki karakter yang kuat,” ujar Christina. Kedua motif tersebut mampu tampil sebagai elemen utama di dalam ruangan atau sebatas elemen dekoratif.

Melalui motifnya, keduanya mampu menghidupkan ruang yang terlalu polos atau terlalu monoton, baik dari sisi desain maupun warnanya. Kedua motif ini dapat diterapkan dan dibuat dari berbagai macam material, mulai kayu solid, kayu lapis (tripleks, multipleks, plywood ), keramik, berbagai jenis kain, batu alam, hingga hemogeneus tile .

Khusus untuk lantai parket, material dengan motif seperti itu sudah mulai dijual di pasaran. “Motif herringbone termasuk motif baru. Motif ini untuk melengkapi koleksi parket sebelumnya. Dengan menggunakan motif ini, ruang akan terlihat lebih dinamis dan berkarakter,” kata Christina.

Mengenai harganya, berkisar antara Rp340.000 sampai Rp800.000, bergantung material pembentuknya. Sementara produsen keramik dan homogeneous tile meresponnya dengan mengeluarkan ubin berukuran memanjang. Ubin berukuran 5x20 cm, 5x30 cm, 10x40 cm, dan 20x60 cm dapat Anda gunakan untuk membuat motif herringbone .

Sementara jika Anda ingin memasang motif chevron , ujung kaki dan pertemuan polanya harus dipotong berukuran segitiga sama sisi agar menghasilkan bentuk garis lurus.

Kalau Anda ingin membuat motif herringbone dari keramik potongan, yang harus Anda ingat adalah proses pengerjaannya akan memakan waktu cukup lama, kira-kira dua kali lebih lama dibandingkan pemasangan keramik biasa. Namun, untuk sebuah hasil yang lebih personal dan tidak terlihat pasaran,

Anda bisa menggabungkan kedua motif tersebut. Selamat mencoba!

Aprilia S Andyna
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4108 seconds (0.1#10.140)