Lippo Group kembangkan Fasilitas Kesehatan
A
A
A
LIPPO Group fokus mengembangkan proyek mixed usedi beberapa daerah di Indonesia. Proyek pembangunan ini meliputi pembangunan sarana kesehatan rumah sakit, sarana pendidikan persekolahan, pusat bisnis perbelanjaan, atau retail, dan perbankan, serta sarana pariwisata perhotelan.
Pembangunan proyek mixed useLippo Group di Bitung misalnya, dengan total bangunan seluas 60 ribu meter persegi. Pembangunan terdiri dari sekolah, rumah sakit berkapasitas lebih dari 200 tempat tidur, pusat bisnis retail, dan hotel yang memiliki ballroom.
“Kami meyakini bahwa kemajuan suatu daerah akan berdampak langsung kepada perekonomian setempat, dan kemajuan kualitas sumber daya manusia yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan kemajuan bangsa secara umum,” kata Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga.
Pembangungan proyek mixed useLippo Group yang berstandar internasional ini merupakan implementasi nyata terhadap peraturan pemerintah yang akan menjadikan kota Bitung sejajar dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sementara pendiri Lippo Group Mohtar Riady menyatakan pihaknya berkomitmen untuk mengatasi kesenjangan pelayanan kesehatan di daerah-daerah. Saat ini pelayanan kesehatan hanya terpusat di Jakarta dan ibu kota provinsi, sementara di kota kabupaten masih sangat kurang peralatan kesehatan yang canggih dan jumlah dokter pun minim.
Dikatakan, di tingkat kabupaten Lippo ingin mendirikan emedical center dan membuat e-diagnosis. “Ini untuk mengatasi kesenjangan. Lippo Group berupaya keras mengatasi kesenjangan itu, guna melayani kesehatan rakyat di daerah dan desa-desa,” katanya.
Saat ini, kata Mochtar, Indonesia masih mengalami kesenjangan yang serius. Dengan kemajuan teknologi informasi, kesenjangan itu seharusnya bisa diatasi. Mochtar menyatakan, pada Perang Dunia II, Amerika Serikat mengembangkan teknologi mikro, digital, dan analog.
Teknologi itu terus berkembang dan kemudian melahirkan internet. Sejak saat itu, manusia menemukan ultrasound, kemudian sinar X. Kemudian, pada tahun 1970-an ditemua CT scan dan MRI. Pada 1991, Amerika Serikat mengembangkan mapping human genom sehingga teknologi berbasis DNA kian berkembang.
“Waktu itu diperlukan waktu 15 tahun. Sekarang itu bisa dikerjakan dalam satu hari. Ini Bukti teknologi informasi terus berkembang,” katanya. Presiden Direktur Lippo Group, Theo Sambuaga menambahkan acara halalbihalal yang diselenggarakan Lippo Group merupakan ungkapan syukur atas pencapaian grup Lippo.
“Terima kasih kepada seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 300.000 di seluruh Indonesia. Semoga kita makin meningkatkan kontribusi terhadap bangsa dan negara,” katanya.
Anton C
Pembangunan proyek mixed useLippo Group di Bitung misalnya, dengan total bangunan seluas 60 ribu meter persegi. Pembangunan terdiri dari sekolah, rumah sakit berkapasitas lebih dari 200 tempat tidur, pusat bisnis retail, dan hotel yang memiliki ballroom.
“Kami meyakini bahwa kemajuan suatu daerah akan berdampak langsung kepada perekonomian setempat, dan kemajuan kualitas sumber daya manusia yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan kemajuan bangsa secara umum,” kata Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga.
Pembangungan proyek mixed useLippo Group yang berstandar internasional ini merupakan implementasi nyata terhadap peraturan pemerintah yang akan menjadikan kota Bitung sejajar dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sementara pendiri Lippo Group Mohtar Riady menyatakan pihaknya berkomitmen untuk mengatasi kesenjangan pelayanan kesehatan di daerah-daerah. Saat ini pelayanan kesehatan hanya terpusat di Jakarta dan ibu kota provinsi, sementara di kota kabupaten masih sangat kurang peralatan kesehatan yang canggih dan jumlah dokter pun minim.
Dikatakan, di tingkat kabupaten Lippo ingin mendirikan emedical center dan membuat e-diagnosis. “Ini untuk mengatasi kesenjangan. Lippo Group berupaya keras mengatasi kesenjangan itu, guna melayani kesehatan rakyat di daerah dan desa-desa,” katanya.
Saat ini, kata Mochtar, Indonesia masih mengalami kesenjangan yang serius. Dengan kemajuan teknologi informasi, kesenjangan itu seharusnya bisa diatasi. Mochtar menyatakan, pada Perang Dunia II, Amerika Serikat mengembangkan teknologi mikro, digital, dan analog.
Teknologi itu terus berkembang dan kemudian melahirkan internet. Sejak saat itu, manusia menemukan ultrasound, kemudian sinar X. Kemudian, pada tahun 1970-an ditemua CT scan dan MRI. Pada 1991, Amerika Serikat mengembangkan mapping human genom sehingga teknologi berbasis DNA kian berkembang.
“Waktu itu diperlukan waktu 15 tahun. Sekarang itu bisa dikerjakan dalam satu hari. Ini Bukti teknologi informasi terus berkembang,” katanya. Presiden Direktur Lippo Group, Theo Sambuaga menambahkan acara halalbihalal yang diselenggarakan Lippo Group merupakan ungkapan syukur atas pencapaian grup Lippo.
“Terima kasih kepada seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 300.000 di seluruh Indonesia. Semoga kita makin meningkatkan kontribusi terhadap bangsa dan negara,” katanya.
Anton C
(bbg)